Minggu, April 28, 2024
Google search engine
BerandaHUMANISMEReligi dan SpiritualitasJUMAT AGUNG; Salib dan Keberpihakan Yesus Hingga TIDAK SEORANGPUN BOLEH DIABAIKAN

JUMAT AGUNG; Salib dan Keberpihakan Yesus Hingga TIDAK SEORANGPUN BOLEH DIABAIKAN

Rumah Gerakan #TidakSeorangpunBolehDiabaikan

Konsekuensi pilihan Yesus bersama dengan orang-orang pinggiran dalam arti yang sesungguhnya dan harfiah yakni mereka yang tertindas, orang miskin, para korban baik sosial, politik,ekonomi, budaya bahkan agama, orang-orang yang menderita dan sakit, dan orang-orang berdosa, telah membawanya kepada salib. Salib menjadi puncak keberpihakan Yesus terhadap orang-orang pinggiran dalam penderitaannya. Karena itu, Salib adalah simbol kebersamaan dan keberpihakan Yesus dengan orang-orang pinggiran, namun sekaligus juga sebagai simbol penolakan terhadap setiap bentuk penindasan dan ketidakadilan yang telah menjadi serakah dan rakus atas kekuasaan.

Melalui Yesus, Salib adalah simbol kesanggupan untuk menderita hanya karena cinta-Nya. Seorang yang mencinta adalah orang orang yang sanggup menahan diri, bahkan berkorban demi orang lain, dan hidup untuk keadilan dan kebenaran. Dengan demikian peristiwa salib adalah ungkapan cinta Allah, yang mengekspresikan kemahakuasaan-Nya justru di dalam ketidakberdayaan. Melalui jalan Salib, Allah tampil sebagai pembela manusia-manusia yang menderita, yang menjadi korban oleh ketidakadilan dan keserakahan.

Pembelaan itu dapat terjadi, karena melalui salib, Allah masuk ke dalam setiap penderiataan, menjadi solider dan berdiri dengan para korban. Salib adalah peristiwa dari kasih-Nya yang menderita, yang dengannya memeluk dunia, sehingga kehidupan manusia yang berdosa dapat menjadi benar-benar hidup dalam kasih dan penderitaan dan berjuang melawan penderitaan.Karena itulah, maka salib juga adalah ruang harapan. Harapan yang berpuncak di dalam kebangkitan. Karenanya, salib pertama-tama bukan dorongan dan undangan untuk menerima penderitaan, melainkan untuk berjuang melawan penderitaan.

Dan Allah yang menderita adalah Allah yang berada dan bersama-sama dengan pihak korban berhadapan dengan semua orang dan institusi baik yang struktural maupun yang kultural; baik penindasan sosial, ekonomi, budaya maupun politis bahkan agama yang menimpakan penderitaan atas manusia. Maka jalan Salib juga adalah jalan dan spiritualitas melawan semua bentuk penindasan kultural, struktural, sosial, ekonomi bahkan agama hingga politik yang menimbulkan penderitaan bagi umat manusia dan Alam.

Maka sebagaimana Kristus yang menempuh jalan Salib sebagai wujud Kasih dan pembebasannya bagi semua orang dan seluruh ciptaan, maka panggilan kaum beriman pun gereja persis adalah menapaki jalan Salib Yesus; menjalankan peran dan fungsi kritis-profetis bahkan menjadi suara hati bagi dunia dan masyarakat. Kaum beriman pun Gereja dalam spiritualitas Salib, hadir dan menyatakan keberpihakannya pada orang-orang yang berada di pinggiran dan yang menjadi korban ketidakadilan dan keserakahan sekaligus berdiri menentang setiap penindasan, perampasan hak, dan ketidakadilan hingga

TIDAK SEORANGPUN BOLEH DIABAIKAN.

Selamat Merayakan Jumat AgungTuhan Memberkati.Pdt. Penrad Siagian

Rumah Gerakan Tidak Seorangpun Boleh DiabaikanKawan-kawan Rumah Gerakan:

Feri Panjaitan Tanggang Kohler Siagian Patricke Agian David Pandapotan Nainggolan Sibatuara Woro Wahyuningtyas Rinaldy PakpahanBudieli HiaAma Austine DuhaEbzan JT Joentak Kevin Samuel Sihombing

sumber : FB Penrad Siagian

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments