Jumat, April 26, 2024
Google search engine
BerandaVIEWSKolomKamis Putih, Mandatum Novum dan TIDAK SEORANGPUN BOLEH DIABAIKAN

Kamis Putih, Mandatum Novum dan TIDAK SEORANGPUN BOLEH DIABAIKAN

oleh : Pdt. Penrad Siagian

Kamis Putih merupakan penutup masa Pra Paskah. Kata putih berarti suci yang menunjuk pada Pekan Suci. Pasca peristiwa Yesus, Kamis Putih adalah sebuah moment yang memperingati peristiwa Yesus membasuh kaki murid-muridnya, melakukan perjamuan makan terakhir, dan akhirnya ditangkap di taman Getsemani, sebelum pada Jumat Agung di keesokannya akan disalibkan.

Peristiwa demi peristiwa yang terjadi pada Kamis Putih telah menjadi ritual dan perayaan dalam tradisi gerejawi. Ritual pembasuhan kaki dan sakramen Perjamuan Kudus sebagai peringatan perjamuan makan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, adalah ritual-ritual yang telah menjadi perayaan di tengah kehidupan gerejawi.Makna Kamis Putih berkaitan erat dengan perintah Yesus kepada para murid-Nya untuk saling mengasihi sebagai Mandatum Novum (Perintah Baru): “Aku memberikan Perintah Baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yoh. 13:34)

Pembasuhan kaki dan Perjamuan makan pada malam terakhir adalah dua unsur liturgi pada Kamis Putih, yang secara mendasar merupakan wujud dari Mandatum Novum; Perintah Baru tersebut.Apakah ritual-ritual gerejawi pada peristiwa Kamis Putih ini masih bermakna? Dalam Injil Yohanes di atas, sejak awal, Pembasuhan Kaki dan Perjamuan Makan pada peristiwa Kamis Putih ini ditujukan sebagai sebuah teladan agar para murid melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, yang melampaui sekedar ritual apalagi rutinitas dalam gedung gereja. Yohanes 13:15 “Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”Ritual pembasuhan kaki dan perjamuan makan pada peristiwa Kamis Putih, di tengah dinamika kehidupan berbangsa-bernegara, di tengah dampak ekonomi yang semakin berat dan berbagai terpaan dari berbagai dinamika dan konflik yang muncul, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, seakan mengalami gugatan.

Gugatan untuk kembali kepada Mandatum Novum sebagai umat percaya dan sekaligus bagi Gereja. Bahwa perayaan Kamis Putih bukanlah sekedar seremoni, dan juga tidak sekadar mementingkan penampilan ritual. Namun kembali menghidupi Mandatum Novum (Perintah Baru) dari Kristus; untuk Saling Mengasihi dalam Kerendahan Hati dalam artian yang sebenarnya. Menjadikan kehidupan menjadi meja perjamuan bagi semua orang tanpa terkecuali dan dalam kerendahan hati untuk saling melayani hingga Tidak Seorangpun Boleh Diabaikan.

Karena itu sebagaimana teladan yang telah diberikan Yesus, perayaan Kamis Putih hari ini dalam spiritualitas Pembasuhan Kaki dan Perjamuan makan memanggil umat beriman kembali mengimani dan menghidupi Perintah Barunya (Mandatum Novum) untuk menjadi Meja Perjamuan yang secara harfiah dan sesungguhnya bagi mereka yang sedang kelaparan, yang rentan, yang sakit, bagi para petani yang sedang kesulitan, para buruh, masyarakat adat dan komunitas yang dirampas tanahnya dan semua orang yang membutuhkan uluran tangan dalam kerendahan hati.

Akhirnya, Spiritualitas Kamis Putih menjadi sebuah spiritualitas perjuangan bersama hingga TIDAK SEORANGPUN BOLEH DIABAIKAN sebagai wujud kasih dan pengampunan yang telah dinyatakan oleh Kristus bagi manusia dan seluruh bumi.Selamat Merayakan Kamis Putih.Tuhan Memberkati (sumber : Fb Penrad Siagian)

Rumah Gerakan #TidakSeorangpunBolehDiabaikan

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments