Jumat, Mei 3, 2024
Google search engine
BerandaVIEWSKolomYESUS MENYERTAI, MEMBERKATI DAN MENJAMU PARA MURIDNYA

YESUS MENYERTAI, MEMBERKATI DAN MENJAMU PARA MURIDNYA

oleh : Pdt. Frans Nahak

YOHANES 21:1-14

Salah satu bukti Yesus Bangkit adalah menampakkan diri lagi kepada murid- murid dan ini adalah ketiga kalinya (ay.14). Istilah menampakkan diri dalam bahasa Yunani adalah evfane, artinya penampakan, membuat dikenal, menunjukkan diri. Yesus menampakkan dirinya pada hari mulai siang, Ia berdiri di pantai (ay.4). Keterangan waktu di sini menunjukkan fakta bahwa orang dapat melihatnya dengan jelas, namun sangat berbeda dengan apa yang dilaporkan dalam teks ini, yaitu “akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus”. Mengapa mereka tidak mengenal Yesus?

Menurut beberapa penafsir, murid-murid tidak mengenal Yesus karena fokus mereka sudah kembali ke pekerjaan mereka semula. Mereka kembali kepada masa lalu mereka. “Aku Pergi Menangkap Ikan” (3), “Kami pergi juga dengan engkau.” Aktifitas menangkap ikan merupakan pekerjaan Petrus yang sudah diketahui sebelumnya. Atas inisiatif Petrus, mereka memutuskan untuk pergi menangkap ikan.

Namun secara manusiawi, Hagelberg, mengemukakan bahwa mungkin jarak atau cahaya yang buruk menghalangi mereka untuk melihatnya dengan jelas. Pada bagian ay. 8, ada jarak kira-kira 200 hasta (1 hasta=45 cm) atau sembilan puluh meter antara perahu dan Tuhan Yesus, suatu jarak cukup jauh. Mungkin penampilan Yesus pasca kebangkitan berbeda. Misalnya, Maria tidak mengenali Yesus pada Paskah sampai dia memanggil namanya (20:16). Di jalan Emaus, “mata para murid tidak mengenalinya” sampai “ia mengambil roti dan mengucap syukur”. Ketika Dia memecahkan roti dan memberikannya kepada mereka, “mata mereka terbuka, dan mereka mengenali Dia” (Lukas 24:16, 31).
Namun “malam Itu mereka tidak menangkap Apa-Apa” (ay. 3). Kalimat “malam itu mereka tidak menangkap apa-apa”, menunjukkan di antara para murid memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang pekerjaan ini. Para murid adalah penjala ikan profesional yang berpengalaman.
Yesus berkata kepada mereka, “anak-anak, kamu tidak punya ikan, bukan?” (ay. 5). Mereka menjawab Dia, “tidak”. Jawaban satu kata mungkin mencerminkan frustrasi. Yesus mengajukan pertanyaan, bukan untuk mencari informasi tetapi Dia tahu bahwa mereka tidak menangkap apa pun. Dia ingin mereka mengenali dan mengakui kekurangan mereka.

Dalam bacaan ini, Yesus menampakkan diri-Nya kepada mereka dengan tindakan belas kasihan (ay.5). Dia memanggil mereka anak-anak. Istilah anak-anak dalam bahasa Yunani παιδια, merupakan istilah keakraban dan kasih sayang. Secara harfiah menandakan anak kecil, atau anak tercinta. Sapaan yang sangat akrab, berbicara dengan kepedulian dan kelemahlembutan seorang bapa dan anak-anak. Mereka adalah anak-anak-Nya, anak- anak yang telah diberikan Allah kepada-Nya.
Dia mengatakan kepada mereka untuk menebarkan jala di sisi kanan (ay. 6). Ketika mereka menurut, mereka menangkap begitu banyak ikan sehingga mereka tidak dapat menarik jala. Hal ini mengingatkan Petrus pertama kali Yesus memanggil mereka menjadi rasul-Nya (Luk. 5:1- 11). Apa yang terjadi dengan Petrus? “Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau (ay. 7).
Secara harafiah ungkapan tidak berpakaian diterjemahkan telanjang, namun istilah ini dapat diartikan berpakaian ringan atau orang tersebut hanya berpakaian dalam. Hedelberg mengemukakan bahwa ada dua pemahaman yaitu mungkin Petrus memakai pakaian dalam dan dia mengenakan pakaian yang lebih sopan karena hendak berbicara kepada Yesus atau pakaian ringan yang dipakai harus diikat dengan ikat pinggang supaya dia dapat berenang. Petrus menyadari bahwa dirinya tidak berpakaian dan hendak bertemu Yesus, sehingga ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian.

Jika membandingkan dalam Lukas 5: 5 “Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Hasil ketaatan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Hal yang sama terjadi dalam cerita ini. Murid-murid lainnya datang ke pantai dengan perahu. Mereka hanya berjarak 300 kaki (100 yard) dari pantai, tetapi mereka harus menyeret jala berat yang penuh ikan. Ketika mereka tiba, Yesus sudah menyalakan api dan menaruh roti dan ikan di atasnya (ay. 9). Tuhan melayani mereka dengan menyediakan makanan untuk sarapan pagi. Tuhan yang bangkit menyatakan diri sekaligus sebagai pemberi hidup dan pemelihara hidup. Ia memperhatikan dan menjamin terpenuhi segala kebutuhan milik-Nya.

Dia menyuruh mereka membawa beberapa ikan yang telah mereka tangkap, jadi Petrus pergi dan menarik jala ke pantai. Jala penuh dengan seratus lima puluh tiga ikan besar, namun tidak pecah, tidak robek. Jelas ada sesuatu yang ajaib atau pasti patut diperhatikan tentang jumlah ikan besar ini, kalau tidak mengapa mereka menghitungnya dan mengapa Yohanes mencatat jumlahnya? Sebagai nelayan profesional, mereka jelas tahu betapa tidak biasa tangkapan seperti itu, terutama setelah mereka tidak menangkap apa-apa sepanjang malam. Tetapi hanya dengan melemparkan sisi lain dari seperti yang Yesus katakan, mereka menangkap angka yang jelas luar biasa.

Kalimat “Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu” (ay. 8). Artinya murid-murid yang lain mengambil bagian untuk menghela jala yang penuh dengan ikan, dalam bentuk kata kerja, koinoneo berarti mengambil bagian. Artinya berkaitan dengan kebersamaan. Istilah lainnya yaitu koinonos yang berarti, sekutu atau kawan sekerja. Pada bagian ini para murid mengambil bagian yaitu datang untuk bersama-sama menghela jala.

Dalam ayat 9 “Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.” Merupakan pemandangan indah yang menyapa mata murid- murid ini saat mencapai pantai. Ketika orang-orang itu lelah dan lapar, Yesus sekarang mengundang mereka untuk sarapan. Yesus sudah menyediakan apa yang dibutuhkan oleh para murid, dan ini membuktikan bahwa Ia yang telah bangkit dan hidup. Dia yang telah bangkit melayani para murid “mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu”. (ay. 13). Penting untuk diingat bahwa apa yang Tuhan berikan kepada orang-orang ini tidak berasal dari ikan yang mereka tangkap! Dia sendiri telah menyiapkan sarapan untuk mereka, yang secara misterius berlipat ganda sehingga satu kue roti dan satu ikan menjadi sarapan untuk semua orang ini.

POKOK-POKOK RENUNGAN

Pertama, penampakan Yesus kepada murid-murid di pantai lalu menyediakan sarapan bagi murid-murid menunjukkan bahwa Ia adalah Tuhan bagi segala totalitas kebutuhan hidup kita. Tidak ada pemisahan antara kebutuhan rohani dan jasmani. Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan hanya ada di dalam ibadah, namun di tempat kerja tidak ada Tuhan. Atau ada istilah yang tenar, “masalah di laut jangan bawa ke darat”. Itu pemahaman yang salah. Kebangkitan Yesus Kristus menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas seluruh aspek kehidupan kita.

Kedua, penampakan Yesus kepada murid-murid mau mengingatkan kembali Petrus akan panggilan yang mula-mula dengan mujizat yang sama di pantai.
Penampakan Yesus terus memperbaharui komitmen kita sebagai pengikut Kristus, sebagai pelayan-pelayan pendeta, penatua, diaken, pengajar, guru, dosen, aktivis, dll., bahwa yang kita layani adalah Tuhan yang memperhatikan kebutuhan hidup kita. Berkat dan mukjizat-Nya diberikan kepada orang-orang yang taat menjalankan panggilannya. Ia menyediakan makanan bagi setiap orang yang mengikuti-Nya. Berkat itu ada bagi orang-orang yang fokus menjalankan pelayanan. Anda dengan saya akan semakin jelas melihat mukjizat Tuhan dalam ketaatan kita mengikut Dia dan tekun bekerja.

Ketiga, penampakan Yesus menunjukkan kepada murid-murid bahwa Dia sebagai Bapa yang memelihara anak-anak-Nya. Jika kita membaca Injil Yohanes, setiap kali Ia menampakkan diri kepada murid-murid menyebut mereka sebagai anak. Karena itu jangan takut dan kuatir karena Tuhan akan menjaga dan merawat kita seperti orang tua yang menjaga, memelihara dan merawat anak-anaknya dengan kasih sayang.

Keempat, penampakan Yesus yang dinyatakan melalui mukjizat mengingatkan kita untuk menjalin kerja sama merawat berkat-berkat yang Tuhan karuniakan kepada kita melalui gereja-Nya.
Bukan menjaganya lalu menjadikan milik pribadi atau memanfaatkan untuk dapat keuntungan pribadi. Atau membocorkan jala, lumbung. Ingat bahwa berkat Tuhan dalam jala atau lumbung tak terkoyak.
Dalam cerita ini, murid-murid yang lain mengambil bagian untuk menghela jala yang penuh dengan ikan, dalam bentuk kata kerja, koinoneo, berarti mengambil bagian, yang artinya kebersamaan. Istilah lainnya yaitu koinonos yang berarti, sekutu atau kawan sekerja.
Bukan sama-sama kerja tapi makan sendiri atau kerja untuk diri sendiri. Amin. FN.

Sumber : FB Frans Nahak 2

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments