Minggu, April 28, 2024
Google search engine
BerandaVIEWSOpiniSABAR MENDERITA KARENA KEBENARAN KRISTUS

SABAR MENDERITA KARENA KEBENARAN KRISTUS

oleh : Pdt.Frans Nahak*

I Petrus 3:13-22

Prediksi para ahli beberapa tahun yang lalu bisa menjadi kenyataan di tahun ini, bahwa tahun ini adalah tahun “gelap”. Setelah pemilu harga bahan pokok naik salah satunya adalah beras. Pemerintah beralasan bahwa hal ini terjadi karena dampak El Nino, sehingga para petani terlambat panen. Untuk mengatasinya, pemerintah “membanjiri” pasar dengan beras dari Bulog. Namun yang menjadi catatan bahwa “banjir” beras tidak tepat sasaran karena banyak masyarakat miskin yang tidak memiliki uang untuk membeli. Akibatnnya, “banjir berkat” bagi mereka yang bisa membeli namun bencana bagi mereka yang tidak bisa membeli. Mereka adalah masyarakat miskin yang tidak memiliki pendapatan.
Tahun ini bukan saja gagal panen tetapi sebagian besar para petani gagal tanam dan akan terjadi kelaparan di mana-mana. Curah hujan semakin berkurang.
Sampai kapan pemerintah terus “membanjiri” pasar dengan beras? Stok beras dalam negeri menipis karena gagal tanam. Harapannya impor namun karena krisis global dampak dari perubahan iklim dan perang, impor bahan-bahan pokok dibatasi. Jadi kita dapat memprediksi bahwa tahun ini adalah tahun penderitaan karena kekurangan makanan.

Surat Petrus kepada umat beriman, yakni orang-orang pendatang yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Petrus mengingatkan dan menasihati saudara-saudaranya yang hidup dalam penderitaan.
Demi kepentingan renungan dalam bacaan kita saat ini, maka kita dapat membaginya sebagai berikut:

Pertama, ayat 13-14 dan 17, orang Kristen diminta untuk rajin berbuat baik dalam situasi apa pun. Kata rajin artinya suka, getol, sungguh-sungguh, selalu, berusaha, giat. Jadi rajin berbuat baik bagi rasul Petrus artinya tidak jenuh berbuat baik dan kebaikan bukan karena paksaan tetapi citra diri orang Kristen. Karena menurut Petrus, jika orang berbuat baik tidak mungkin ada orang yang akan berbuat jahat kepadanya. Tuhan Yesus juga mengatakan demikian, “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat baik kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka,” (Mat. 7:12). Sebagai orang Kristen yang hidup di tengah-tengah dunia yang sementara mengalami penderitaan, maka orang Kristen dituntut untuk terus berbuat baik karena hal itu merupakan kunci dalam kehidupan bersama. Namun walaupun harus menderita, tetapi menderita karena melakukan kebenaran. Menderita karena memperjuangkan kebenaran, bagi Petrus penderitaan tersebut mendatangkan kebahagiaan khusus. Lebih baik menderita karena kebenaran dan menderita karena berbuat baik dari pada menderita karena berbuat kejahatan.

Kedua, ayat 15-16, kuduskan Kristus dalam hati sebagai Tuhan. Ketakutan terhadap penderitaan jangan sampai meniadakan Tuhan dalam hati, sehingga Petrus mengingatkan bahwa apa pun penderitaannya tetap Kristus memiliki tempat utama dalam hati, yakni menjadi Tuhan dalam hati. Kata “kudus” dalam bacaan ini memiliki dua pengertian yakni tidak tercemar dan dikhususkan. Ada dua hal yang hendak Petrus ingatkan kepada orang Kristen; pertama, penderitaan yang dialami jangan membuat mereka menyangkal Yesus sebagai Tuhan. Pengaruh-pengaruh lain tidak menggeser keyakinan mereka terhadap Tuhan Yesus.
Kedua, keyakinan yang teguh kepada Yesus akan membawa resiko yaitu memberi pertanggungjawaban kepada orang yang meminta pertanggungjawaban terhadap keyakinan mereka. Petrus mengingatkan mereka agar mempertanggungjawabkan dengan lemah lembut dan hormat serta dengan hati nurani yang murni. Sikap yang demikian akan mempermalukan orang yang memfitnah mereka. Jadi “perlawanan” orang Kristen terhadap orang berbuat jahat kepada mereka dengan menunjukkan sikap hidup yang lemah lembut, hormat dan kesalehan.

Ketiga, ayat 18-22, orang Kristen berani menderita karena kebenaran karena Yesus telah menderita, mati dibunuh, sekali untuk orang-orang yang tidak benar. Kata “sekali” yang digunakan oleh Petrus menunjuk kepada penderitaan dan kematian Yesus untuk membenarkan kita hanya satu kali, sehingga kita hidup dalam kebenaran walaupun dalam penderitaan. Namun Kristus telah dibangkitkan menurut Roh. Bagi Petrus, kematian Yesus memiliki arti keselamatan bagi mereka yang telah mati mendahului kita. Kematian Yesus menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas kehidupan dan kematian. Kemudian Petrus berbicara tentang keselamatan melalui kematian Yesus.

Renungan:

Pertama, tidak jenuh-jenuh berbuat baik di tahun yang “gelap” ini. Di minggu sengsara ketiga setelah pemilu harga beras meningkat di pasaran, kita terancam gagal tanam dan gagal panen karena El Nino, dalam situasi yang demikian kita diminta untuk rajin berbuat baik, bukan dengan kepura-puraan tetapi dengan kesungguhan.

Setelah pemilu ini kita lihat siapa caleg yang pura-pura baik dan sungguh-sungguh baik dari hati nurani. Para caleg juga melihat rakyat yang pura-pura baik untuk mendukung dan yang sungguh-sungguh mendukung, dst..

Kedua, di minggu sengsara ketiga kita belajar dari firman Tuhan berani menderita karena berbuat baik dan membela kebenaran. Mengapa? Karena kita hidup dalam dunia di mana orang berbuat baik karena ada motivasi ada “u” dibalik “b”.
Kita hidup dalam dunia di mana orang berani menderita karena uang bukan karena mempertahankan kebenaran. Orang berani menyangkal nurani karena kekuasaan dan melanggar etika demi melanggengkan kekuasaan. Apalagi di tahun ini. Tahun kesulitan, maka kita sulit mendapat orang – orang motivasinya tulus untuk menolong. Firman Tuhan mengingatkan kita orang -orang Kristen tetap tulus menolong dalam penderitaan.
Di minggu sengsara ketiga kita diingatkan untuk ada pertobatan karena Kristus telah menderita dan mati untuk kita. Jangan lagi kita menjual kebenaran karena kepentingan, jangan mengotori hati nurani yang telah disucikan oleh Roh Kudus melalui pengorbanan dan kebangkitan Kristus karena kepentingan sesaat.

Ketiga, kita diingatkan oleh firman Tuhan bahwa apa pun penderitaan karena kesulitan (yang disebutkan di atas) janganlah membuat kita menyangkal Tuhan. Karena pengorbanan Kristus sangat mahal untuk keselamatan kita sehingga hidup kita, iman kita tak ternilai harganya. Iman kita hidup kita tidak bisa diganti atau ditukar dengan uang dan makanan. Apalagi diganti dengan pacar atau jodoh. Kita diingatkan bahwa ketika kita mengalami penderitaan di tahun ini, Kristus dalam hati kita sebagai Tuhan, maka kita akan tetap teguh beriman di dalam penderitaan.

Keempat, dalam kesulitan yang kita alami kita tetap mempertanggungjawabkan iman kita. Tanggung jawab itu bukan hanya melalui pengakuan iman, kata-kata dalam gereja, tetapi lewat sikap hidup yang menunjukkan citra Kristus. Seperti yang disebutkan dalam firman Tuhan, sungguh-sungguh berbuat baik, ramah, sopan, lemah lembut, dst.

Kelima, tetap teguh apa pun persoalan yang kita alami karena kita percaya kepada Kristus yang adalah Tuhan atas orang hidup dan orang mati. El Nino kuasanya tidak melampaui El Shaddai. Amin. FN..

*. Pendeta GMIT di Klasis Amanuban Timur

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments