Senin, April 29, 2024
Google search engine
BerandaINKLUSIReligi dan SpiritualitasAdventus: Simbol Kaya Makna bagi Ekspresi Religius

Adventus: Simbol Kaya Makna bagi Ekspresi Religius

Catatan bersambung memaknai perayaan Minggu Adventus

Pdt. Ebenhaizer Nuban Timo

Pendahuluan
Tahun 325 Gereja menetapkan 25 Desember sebaga hari kelahiran Yesus. Waktu itu Adventus belum ditetapkan sebagai perayaan liturgis. Barulah di akhir abad ke-4 perayaan Adventus diterima secara umum dalam gereja.
Advent berasal dari kata Latin Adventus. Artinya sedang datang. Itu menunujuk kepada kedatangan Yesus, sang Mesias yang lama dinantikan. 4 minggu par-Natal ditetapkan sebagai sebagai sebuah perayaan liturgis. Umat dipanggil untuk menyiapkan diri, membersihkan hati untuk menyambut Dia yang sedang datang.

Simbol utama Minggu Adventus adalah lilin ungu yang dikelilingi bunga. Minggu Adventus pertama sebatang liling dinyalakan sesaat sebelum ibadah berjemaat dimulai. Lilin menyampaikan beberapa pesan. Salah satunya ada pengharapan, kerinduan yang dalam untuk segera bertemu Tuhan.

Minggu kedua, ditambahkan satu lilin lagi, sebuah isyarat kerinduan itu makin berlipat ganda: “Ya datanglah Imanuel. Tebus umatMu Israel” merupakan nyanyian yang berkumandang dalam setiap ibadah.

Minggu ketiga Adventus warna lilin adalah merah muda, warna mawar – gaudete. Tanda sukacita karena kedatangan sudah sangat dekat.

Gaudete sendiri berarti sukacita. Nyanyian jemaat masih tetap, Ya datanglah Imanuel. Tetap perhatian dan tekanan lebih pada frasa: “Bersukacita hai Israel menyambut sang Imanuel”.

Warna liturgi di minggu Adventus adalah ungu. Tapi perhatikan perubahan warna uang ke merah muda. Kerinduan memuncak pada sukacita.

Pada hari Natal warna lilin dan liturgi berubah menjadi putih, pertanda kesucian, kemuliaan, kesempurnaan, kemurnian, keabadian, dan kemenangan. Umat yang menanti sekarang dipanggil hidup dalam kesucian, kesempurnaan karena yang lama dinantikan sudah hadir.

Adalah baik sekali jika perubahan warna minggu Adventus ke warna Natal diperagakan di dalam ibadah jemaat di malam 24 Desember. Ini sekaligus menjadi medium untuk menjelaskan kepada umat yang berkumpul tentang maknanya.

Peragaan liturgi ini penting untuk meluruskan salah paham terhadap ibadah malam 24 Desember sebagai malam Natal.

Tidak… 24 Desember belum Natal. Itu adalah detik-detik terakhir pemeriksaan diri dan pembersihan hati untuk masuk dalam kesucian.

Adventus juga punya makna yang lain, yang sebagai awal ziarah kristen atau permulaan tahun liturgis. Semua yang bernama awal selalu diisi dengan satu hal saja, yakni harapan, kerinduan untuk sampai ke garis finis, tetap bertahan dalam berbagai kesulitan agar bisa meraih kemenangan. Orang yang baru memulai sesuatu akan ketat mematuhi semua disiplin, termasuk dalam urusan belanja. Itu sebabnya Adventus bagi gereja selalu dijadikan minggu puasa dan perenungan. Puasa kristen memiliki aura tersendiri, bukan berpantang makan dan minum, tetapi memperbanyak perbuatan filantropis, akta cinta kasih dan bela rasa terhadap sesama (bersambung)

(Sumber : Facebook Eben Nuban Timo, Sabtu, 27 Desember 2021)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments