Kamis, November 21, 2024
Google search engine
BerandaVIEWSKolomTETAP BERPENGHARAPAN DAN NANTIKAN JANJI TUHAN

TETAP BERPENGHARAPAN DAN NANTIKAN JANJI TUHAN

Oleh : Frans Nahak*

Perenungan Lukas 1:5-25

Ketika saya membaca cerita Zakharia dan Elisabet, saya teringat dengan cerita Abraham dan Sara. Saya tertawa membayangkan seorang nenek yang hamil. Sara, istri Abraham, menertawakan diri sendiri ketika mendengar berita dari Malaikat bahwa tahun depan ia akan melahirkan seorang anak (Kej. 18: 13 dan 15). Abraham juga kuatir dan tertawa (Kej. 17:17) sebab mereka sudah lanjut usia (lansia). Abraham berumur 100 tahun dan Sara 90 tahun. Cerita ini terjadi pada dua orang lansia, Zakarias dan Elisabet, yang membuat Zakharia terheran-heran dan Elisabet lima bulan bergumul sendiri dan merenung kemudian ia menemukan jawaban Tuhan.

Pdt. Gerrit Singgih mengatakan bahwa ada jejak humor dalam cerita-cerita Alkitab tetapi bukan lawak. Beda antara humor dan lawak. Menurut Singgih, lawak menertawakan orang lain sedangkan humor menertawakan diri sendiri. Dalam cerita ini saya menertawakan diri saya, karena keterbatasan saya menyelami rencana Allah, seperti Sara dan Abraham yang tertawa dan juga Zakharia yang kaget dan Elisabet yang harus bergumul. Tuhan Allah juga memiliki sifat humoris ketika menyatakan rencana-Nya kepada manusia. Cerita kelahiran Yohanes Pembaptis banyak persamaan dengan kelahiran Ishak, anak Sarah dan Abraham yang telah sangat tua itu.

Lukas memulai ceritanya dengan pemerintahan Herodes, raja Yudea. Herodes adalah raja yang lalim dan orang Israel ada dalam penjajahan. Ada gerakan-gerakan politik dari bangsa Yahudi untuk mematahkan kuk penjajahan, namun gerakan itu tidak berhasil.

Orang Israel hanya mempunyai satu pengharapan, yakni bahwa Allah akan menyuruh Mesias datang memerdekakan Israel. Pada waktu itu, orang-orang Yahudi sering membicarakan Mesias. Karena itu, para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi memeriksa kitab-kitab PL dengan saksama. Mereka percaya bahwa Mesias akan datang pada hari yang ditentukan oleh Allah. Datang untuk membebaskan mereka dari kekejaman Herodes. Ketika Herodes melakukan kekejaman kepada rakyat, mereka saling menghibur dengan berkata: “tidak akan lama lagi! Mesias pasti akan datang. Mungkin Ia telah ada di dunia tetapi menunggu saatnya Ia dipanggil oleh Allah. Ia akan menyatakan diri-Nya kepada kita di Bait Suci. Namun sebelum Mesias datang ada Elia yang akan mendahului-Nya.

Dalam bacaan ini, kita mendengar sebuah cerita keluarga lansia. Zakharia (namanya berarti Yahweh mengingat hamba-Nya) adalah seorang imam yang sudah tua tetapi setia melakukan tugas keimamannya. Lukas menceritakan kepada kita bahwa nenek dan bai ini hidup benar di hadapan Allah dan hidup menurut perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercela (ay.6).

Namun, hidup kedua orang tua ini diliputi oleh kesedihan karena tidak memiliki anak. Orang yang mandul menjadi bahan cemoohan (bdk: cerita Sara, Ribka, Rahel, Hana) bahkan sering kali dianggap orang yang tidak diberkati dan mereka mengalami pengucilan serta penolakan. Karena itu, seorang perempuan yang mandul selalu berdoa dan bergantung kepada Tuhan (bdk: cerita Hanna). Elisabet dan Zakharia juga mengalami hal yang demikian. Mereka sudah tua dan harapan mereka telah lenyap seluruhnya untuk memperoleh anak.

Pada waktu itu, Zakharia terpanggil untuk melakukan tugas keimaman selama satu minggu lamanya di Bait Suci. Zakharia dan Elisabet tinggal di sebuah dusun yang terletak di pegunungan Selatan Yudea. Zakharia termasuk dalam rombongan harian, yaitu golongan imam-imam dari rombongan Abia (baca: Taw. 24:10). Tiap rombongan harus pergi ke Yerusalem dua kali setahun untuk melakukan segala pekerjaan yang harus diharuskan hukum Taurat. Zakharia sudah biasa ke Bait Suci untuk melakukan tugas tersebut. Namun kali ini setelah diundi, jatuhlah kepadanya suatu kewajiban yang mungkin belum pernah dilakukan, yakni kebiasaan yang setiap pagi, pada waktu fajar menyingsing akan masuk ke Ruang Kudus untuk membakar persembahan ukupan. Kewajiban itu dianggap tersuci karena imam yang mengerjakan itu boleh masuk di tirai suci yang menyelubungi Ruang Maha Kudus.

Peristiwa Ilahi terjadi ketika Zakharia melakukan tugasnya. Malaikat menampakkan diri kepadanya (ay. 11). Malaikat itu menguatkan Zakharia dengan ungkapan “jangan takut, doamu telah dikabulkan dan Elisabet mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan dinamakan Yohanes ” (ay. 13).

Ayat 14 menceritakan kegembiraan Zakharia akan kelahiran anaknya. Ayat 15-17 kehidupan anak ini dan tujuan kehadirannya. Setidaknya ada delapan butir penting yang Malaikat katakan, antara lain: kelahirannya akan mendatangkan sukacita (ay. 14); ia akan besar di hadapan Tuhan, ia tidak minum anggur atau minuman keras, ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya (ay. 15); ia akan membuat orang Israel berbalik kepada Tuhan (ay. 16); ia akan berjalan mendahului Tuhan; ia memiliki roh dan kuasa Elia dan ia akan menyediakan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya (ay. 17).

Zakharia meminta tanda karena ketidak-percayaannya, namun tanda yang diberikan adalah bisu (ay. 20). Ada kelompok yang bersukacita bersama kedua lansia ini, namun ada juga kelompok yang menertawai. Apa yang kita bayangkan: bagaimana Zakharia mau menjelaskan kepada istrinya setelah dia pulang dari Yerusalem? Setelah si nenek, Elisabet hamil, tadi dicemooh karena mandul kini ditertawai karena hamil di masa lansia. Zakharia tidak bisa membela istrinya dan menjelaskan peristiwa ini karena bisu. Diceritakan bahwa selama lima bulan Elisabet menyendiri dalam perenungan lalu menemukan jawaban dari Tuhan, bahwa ini adalah perbuatan Tuhan dan Tuhan mengangkatnya (menghapuskan aib) (24-25).

Renungan :

Kita berada di minggu pertama adven dan dari cerita ini ada beberapa pokok refleksi:

Pertama, ketika tidak ada harapan lagi tentang jalan keluar yang dilihat dari pihak manusia. Harapan itu akan timbul kalau karunia Allah yang ajaib turun ke dalam hati manusia yang gersang. Karena itu, tetaplah percaya ketika kita kehilangan harapan. Ketika manusia angkat tangan tanda tak berdaya di situlah Tuhan turun tangan. Tetap setia melayani Tuhan dan hidup sesuai dengan firman Tuhan seperti Zakharia dan Elisabet. Tuhan tidak akan mengecewakan anak-anak-Nya.

Kedua, kita boleh meragukan diri sebagai manusia namun jangan meragukan Tuhan. Abraham, Sara, Zakharia dan Elisabet meragukan diri mereka namun tidak meragukan Tuhan. Iman boleh meragukan fisik tetapi jangan meragukan Tuhan.

Ketiga, dari cerita ini kita belajar bahwa ada doa kita tidak langsung dijawab oleh Tuhan. Elisabet dan Zakharia mereka berdoa meminta anak sejak menikah namun Tuhan menjawab setelah mereka menjadi tua saat tak ada harapan lagi. Maka benar yang dikatakan orang, bahwa jawaban Tuhan terhadap doa kita ada tiga cara yakni: pertama, jawaban “ya” setelah berdoa langsung dijawab. Kedua, jawaban ”tidak” karena Tuhan tahu apa yang akan terjadi, dan ketiga, jawaban “tunggu”. Doa Elisabet dan Zakharia jawabannya yang ketiga.

Keempat, Tuhan membela dan mengangkat orang yang dicemooh dalam masyarakat seperti Elisabet yang dicemooh karena mandul.

Kelima, dalam perayaan adven tahun ini, kita juga sedang menanti dan menunggu presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dalam proses pemilu tahun 2024. Kita terus berdoa untuk proses ini, supaya pemimpin yang terpilih melayani masyarakat Indonesia tanpa memandang latar belakang, membela hak-hak rakyat kecil dan memperjuangkan keadilan bagi mereka yang mencari keadilan. Amin.

Selamat merayakan Minggu pertama advent

Taebone, 1 Desember..

* Pendeta GMIT

(Tulisan ini dimuat pada laman Facebook Frans Nahak II dan dimuat atas seijin penulis)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments