Sabtu, November 16, 2024
Google search engine
BerandaVIEWSKolomMenjadi Saksi Kemuliaan Yesus (Kisah Para Rasul 1:1-11)

Menjadi Saksi Kemuliaan Yesus (Kisah Para Rasul 1:1-11)

oleh : Pdt.Frans Nahak

Dalam kehidupan bersama ada banyak orang diminta menjadi saksi, misalnya saksi di ruang pengadilan, saksi pernikahan, saksi perjanjian jual-beli dan saksi-saksi lainnya. Mengapa seorang saksi diperlukan?

Ada beberapa alasan. Pertama, saksi diperlukan karena saksi dinilai memiliki pengetahuan tertentu dan pengetahuan itu dinilai penting dalam sebuah proses mencari kebenaran. Saksi semacam itu disebut saksi ahli.

Kedua, seorang saksi diperlukan karena saksi adalah seorang yang melihat, mengetahui suatu kejadian. Apa yang dilihat, diketahuinya itu menjadi bukti penting. Berdasarkan pengalaman yang dilihat dan diketahui itu, seorang saksi tidak bisa mengatakan “kata seseorang atau yang saya rasakan” saat menyatakan kesaksiannya. Bila saksi menyatakan “kata seorang” maka kesaksiannya bukan berdasarkan apa yang dilihat dan diketahui oleh saksi itu.

Kisah Para Rasul 1:1-11 dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Kisah Para Rasul 1:1-5 dan 6-11. : Kisah para Rasul 1:1-5 berisi penjelasan dari Lukas kepada siapa suratnya ditujukan.

Lukas penulis kisah para rasul ini menceritakan kepada Teofilus hal-hal yang dikerjakan dan diajarkan Yesus. Ia memang tidak menuliskan biografi Yesus, tetapi menuliskan hal-hal yang dilakukan-Nya hingga Yesus terangkat ke surga (ay 1). Ayat 2 diawali dengan pernyataan Lukas,”…..sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia terangkat, Ia memberitahukan kepada murid-murid bahwa Roh Kudus akan dicurahkan. Hal ini menunjukkan bahwa Lukas mencatat peristiwa kenaikan dan turunnya Roh Kudus menjadi peristiwa penting bagi kehidupan pengikut Yesus.

Pada ayat ke-3, Lukas menceritakan pengalaman hidupnya bersama Yesus. Setelah penyaliban-Nya, Ia bangkit lan berulang kali menampakkan diri secara kepada murid – murid-Nya. Penampakan ini menjadi bukti bahwa Dia hidup! Dalam penampakan-Nya, Yesus membicarakan _ tentang kerajaan Allah. Perbincangan kerajaan Allah adalah penting sebab kerajaan Allah adalah inti dari perjuangan Yesus, kesaksian dan pewartaan Yesus.

Rupanya pembicaraan tentang kerajaan Allah itu sangat menarik bagi murid-murid Yesus. Hal itu terlihat dari sikap antusias para murid yang segera ingin meninggalkan Yerusalem untuk memberitakan berita tentang Yesus. Namun hal itu dicegah oleh Yesus. Mereka harus tetap tinggal di Yerusalem untuk menantikan janji Bapa, yaitu bahwa mereka akan dibaptis dalam Roh Kudus. Ini bermakna bahwa saatnya akan tiba para murid itu diutus oleh Yesus dengan bekal dan penyertaan Allah Bapa, yaitu melalui pencurahan Roh Kudus.

Pertanyaan murid-murid Yesus, ”Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Menunjukkan bahwa rupanya murid-murid Yesus masih berpikir bahwa kerajaan Allah itu hanyalah Israel dan bangsa lain bukan.

Pemahaman itu dikoreksi Yesus. Ia mengatakan, ”Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea, dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Dengan Jawaban ini, Tuhan Yesus mengatakan bahwa kerajaan Allah tidak hanya terbatas pada suku, bangsa, bahkan agama tertentu. Seluruh bumi adalah kerajaan Allah. Selain itu hadirnya kerajaan Allah adalah urusan Allah sendiri! Itu bukan urusan manusia, yang terpenting adalah bahwa para murid akan menerima Roh Kudus dan menjadi saksi hingga ke ujung bumi.

Setelah Yesus berpesan demikian, terangkatlah Yesus ke surga (ay.9). Sebelum Tuhan Yesus berpisah dengan murid-murid-Nya, Ia mengatakan kepada mereka, “kamu adalah saksi dari semuanya ini” (Luk. 24:48). Kenaikan Yesus ke surga menjadi awal dari perutusan para murid agar menjadi saksi-Nya. Pengalaman hidup bersama Yesus harus dipersaksikan kepada dunia karena Allah menghendaki keselamatan semesta. Inti kesaksian para murid adalah kerajaan Allah. Kerajaan Allah yang dimaksud bukan seperti yang dipahami oleh murid-murid, yaitu upaya pengembalian kejayaan kerajaan Israel seperti yang telah dibangun oleh raja Daud. Mereka berpikir dengan bisa kembali pada kehidupan seperti masa lalu hidup ini menjadi lebih baik. Bagi Tuhan Yesus pandangan itu keliru. Kerajaan Allah bukan pengembalian kejayaan masa lalu tetapi upaya melihat ke depan.

Kerajaan Allah itu nyata dalam pelayanan-Nya bersama murid-murid selama ini. Pelayanan Yesus tidak hanya lewat pengajaran namun lewat aksi nyata. Ia mengajar tentang hal kerajaan Allah, mereka yang lemah dikuatkan, mereka yang hilang pengharapan Yesus memberikan pengharapan, mereka yang menyimpan dari jalan kerajaan Allah dikembalikan ke jalan yang benar. Mereka yang salah ditegur. Ia tidak takut menegur para imam yang membelokkan kerajaan Allah dan juga berani mengkritisi pemerintahan yang lalim pada waktu itu. Setelah mengajar Ia menyembuhkan orang sakit, orang mati dibangkitkan, memberi makan kepada mereka yang lapar, dst. Kemudian Ia mati dan pada hari yang ketiga Ia bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid. Murid-murid menjadi saksi hidup atau saksi ahli yang melihat dan mengetahui kejadian-kejadian tersebut. Karya yang Yesus kerjakan dan yang paling puncak ialah kebangkitan-Nya.

Kita menemukan seruan ini secara implisit kepada murid-murid:

Pertama, Tuhan Yesus mengatakan agar para murid menjadi saksi, mulai dan Yerusalem. Mengapa mulai dari Yerusalem? Seorang bernama Marthin Harun memberikan tafsiran yang menarik. Di Yerusalem, Yesus ditolak bahkan disalibkan. Setelah Ia bangkit, Yesus tidak mengutuk Yerusalem, melainkan meminta para murid menjadi saksi dengan menjalankan misi-Nya. Dengan bahasa lain, Yesus mengatakan bahwa misi Yesus dari Yerusalem mempunyai maksud khusus. Kepada bangsa Yahudi yang menolak dan membunuh, Yesus ingin memberi kesempatan baru. Pemberitaan berita pertobatan yang dimulai dari bangsa Yahudi menunjukkan ajakan rekonsiliasi oleh Yesus. Bahwa dalam kenyataan selanjutnya bangsa ini menolak tawaran rekonsiliasi yang ditawarkan Yesus, penolakan itu akan mempercepat misi Yesus kepada bangsa-bangsa (Kis 13:44-49). Di sini kita menemukan bahwa pengampunan dan semangat rekonsiliasi adalah kunci dasar dari kehidupan bersama.

Kedua, dari bacaan Injil kita melihat perubahan sikap hidup dalam diri murid-murid Tuhan Yesus setelah naik ke surga dan memberikan berkat bagi murid-murid-Nya. Di katakana oleh Lukas bahwa “Lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di bait Allah dan memuliakan Allah”.

Berkat yang dinyatakan Yesus membuat para murid pulang ke Yerusalem dengan sukacita. Kesukacitaan itu membawa mereka ke dalam persekutuan dan dirayakan di dalam bait Allah. Marthin Harun menggarisbawahi peristiwa kenaikan ini sebagai momen penuh kegembiraan dan mendorong umat mengangkat pujian bagi Tuhan. Dengan kedudukan-Nya di sisi kanan Bapa. Yesus menyertai, memberkati, memberi semangat baru, membekali, mengampuni dan memberdayakan umat-Nya selama dalam perziarahan hidup di bumi bersama dengan bangsa-bangsa lain.

POKOK-POKOK RENUNGAN

Pertama, Yesus terangkat ke surga disaksikan oleh para murid. Eka Darmaputera menerjemahkan kenaikan Yesus dengan 2 makna. Pertama, kenaikan-Nya menunjukkan bahwa karya-Nya sudah selesai. Kedua, kenaikan-Nya menjadi babak baru bagi para murid untuk melanjutkan karya Yesus. Kini adalah tugas Anda dan saya sebagai murid Yesus yang memberikan kesaksian tentang kerajaan Allah melalui pengajaran kita dan karya nyata kita baik dalam jemaat maupun masyarakat.

Kedua, Ketika murid-murid menengadah ke langit untuk melihat Yesus yang naik (ay. 10), tiba-tiba berdirilah dua orang berpakaian putih yang mengatakan agar para murid tidak hanya melihat ke langit. Yesus yang naik itu akan kembali dengan cara yang sama seperti yang dilihat oleh para murid. Perkataan itu bermakna bahwa Yesus tetap menyertai murid-murid-Nya. Jangat takut dan malu bersaksi tentang kerajaan Allah karena Ia menyertai kita. Roh Kudus akan memampukan kita dalam kesaksian dan karya nyata kita. Jangan hanya terus menengadah ke langit, tetapi sekarang melihat ke depan karena tugas Anda dan saya harus menyampaikan kerajaan Allah di bumi.

Ketiga, Rasul Paulus mengatakan bahwa hidup kita bukan karena melihat namun percaya. Percaya kepada Yesus yang membuat kita melihat kebaikan-kebaikan yang dinyatakan dalam hidup kita, gereja kita, dst. Kebaikan-kebaikan itu yang harus kita saksikan kepada sesama kita. Apa kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidup dan pelayanan kita? Silangkah bersaksi tentang kebaikan Tuhan.

Keempat, kerajaan Allah bagi semua suku bangsa. Yesus merubah pemahaman murid-murid ketika berbicara tentang kerajaan Allah. Murid-murid yang bersikap eksklusif, kini Ia membuka pikiran mereka bahwa keselamatan untuk semesta. Kerajaan Allah itu kepada mereka yang menolak (Israel) atau menerima Dia, sehingga Ia mengatakan bahwa mulai dari Yerusalem sampai ke ujung-ujung bumi. Maka dengan demikian, kita tidak bisa mengatakan bahwa keselamatan hanya milik kami dan hanya untuk kami, melainkan untuk semua bangsa, agama, suku, golongan di muka bumi ini. Amin. FN.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments