Minggu, April 28, 2024
Google search engine
BerandaKEBUDAYAANFilmHis Only Son: Jangan dilarang karena berbeda

His Only Son: Jangan dilarang karena berbeda


Oleh: Otje Hehanussa*

Tiba-tiba film His Only Son, film tentang Abraham, menjadi perbincangan yang hangat. Anggota DPR, seperti Pak Tubagus Ace Hasan Syadzily dan Pak Syaifullah Tamliha bahkan meminta agar penayangan film ini dihentikan. Berbeda dari sikap Pak Luqman Hakim yang meminta agar kalau ditayangkan ada disclaimernya bahwa film ini tidak sesuai dengan sejarah dan ajaran Islam mengenai Nabi Ibrahim. Ada yang meminta agar film ini jangan ditayangkan di bioskop atau dihapus dari semua platform. Sampai-sampai ada akun Youtube yang telah menghapus tayangan film ini. Beruntung masih ada beberapa akun Youtube yang menayangkan film ini sehingga saya bisa menonton filmnya dan memberikan respons ini. Bahkan sebenarnya berlebihan juga kalau dikatakan bahwa penayangan film ini nanti akan berdampak pada pemilu di 2024 nanti. Hanya orang-orang yang suka menggunakan politik identitas yang akan memakai hal-hal semacam ini untuk kepentingan pemilu 2024.

Sebenarnya pembuka dan penutup film ini sudah dengan jelas memperlihatkan bahwa film ini mengambil perspektif Alkitab yang berusaha menghubungkan pengurbanan yang dilakukan Abraham dengan pengurbanan Yesus di salib. Bagian awal dan akhir dari film ini saja sudah ada kutipan dari Injil Yohanes. Jadi jelaslah bahwa film ini menggunakan perspektif tertentu. Karena menggunakan salah satu persepefktif saja maka sudah pasti tidak akan memuaskan pemilik-pemilik perspektif yang berbeda. Karena basis ceritanya adalah Alkitab, maka sudah pasti ceritanya tentang Ismail juga akan berbeda dari yang dijumpai dalam Alquran atau menurut perspektif umat Islam. Lah kan di Alkitab yang dikurbankan Abraham Ishak, bukan Ismail. Sebagaimana di Islam yang dikurbankan adalah Ismail, bukan Ishak. Tapi kan di Alkitab Ismail juga diakui sebagai anak Abraham.

Lalu apakah di film ini tidak ada cerita tentang Ismail? Ada. Cerita tentang Ismail hanya sisipan kecil dari kisah tentang Ishak yang akan dikurbankan. Dalam perjalanan ke Moria yang akan menjadi tempat Ishak akan dikurbankan, selalu ada flashback tentang kisah-kisah sebelum Abraham diminta untuk mempersembahkan Ishak. Ada protes Sara kepada Abraham karena dia sudah menunggu lama tetapi Tuhan belum juga memberinya Anak. Ada protes Sara kepada Abraham yang mau tidur dengan Hagar meskipun ditawarkan oleh Sara. Sara mengatakan bahwa kalau memang Abraham percaya Tuhan akan memberikannya keturunan, mengapa dia mau tidur dengan Hagar meskipun Sara yang menawarkannya. Dan akhirnya Abraham mempunya anak, Ismail, dari Hagar. Karena itu Sara meminta Abraham untuk bicara tentang iman kepada Sara.

Ada juga protes Eshcolam terhadap Abraham karena Abraham tega mengusir Ismail dan Hagar. Eshcolam adalah hamba Abraham yang bersama dengan Kelzar, anak Eliezer, menyertai Abraham dan Ishak dalam perjalanan ke Moria. Esholam juga berdebat dengan Kelzar tentang Ismail. Eshcolam merasa bahwa kalau Kelzar membela Ishak karena Ishak adalah sahabat Kelzar, maka Eshcolam juga membela Ismail karena Ismail adalah sahabat Eshcolam. Eshcolam bahkan menyerang Abraham karena dia tidak setuju dengan sikap Abraham terhadap Ismail dan Hagar. Meskipun Abraham sudah berusaha menjelaskan mengapa dia bersikap demikian kepada Ismail dan Hagar. Jadi Eshcolam dihadirkan dalam film ini sebagai tokoh yang berdiri di posisi Ismail dan mati-matian membela Ismail di hadapan Kelzar dan Abraham. Nah cerita-cerita semacam ini kan juga nggak ada di Alkitab. Tapi ya itu, penulis cerita dan sutradara punya kebebasan untuk mengembangkan cerita yang ada. Tapi apa orang Kristen juga harus protes karena jalan ceritanya nggak sesuai Alkitab? Nggak usah lah. Namanya juga film yang memadukan kisah dalam Alkitab dan kemampuan penulis cerita untuk berimajinasi. Tonton dan nikmati saja.

Begitulah gambaran singkat tentang film His Only Son. Untuk mengetahui lebih jelas tentang film ini, silakan menonton sendiri. Jadi sekali lagi, nggak usah diminta untuk tidak ditayangkan di bioskop atau dihapus dari semua platform. Bijaklah seperti Pak Luqman Hakim bahwa tetap ditayangkan dengan pemberitahuan atau sajian disclaimer bahwa film ini tidak sesuai dengan pemahaman atau ajaran Islam. Atau ingatkan saudara-saudara umat Islam diingatkan untuk tidak usah menonton film ini karena tidak sesuai dengan ajaran Islam atau akan mengguncang iman saudara-saudara Islam. Dan sekali lagi, nggak usah berpikir bahwa kalau tetap ditayangkan bisa mengganggu pemilu 2024 nanti. Biarkanlah film ini ditonton hanya oleh umat Kristen yang ada di Indonesia yang mungkin tertarik menontonnya. Karena mungkin film ini lebih ditujukan kepada umat Kristen. Sebagaimana ada film-film yang memang lebih cocok untuk umat beragama tertentu dan boleh ditayangkan untuk ditonton oleh penonton yang agamanya terkait langsung dengan film tersebut. Tapi kalau umat Kristen juga tidak tertarik menontonnya ya nggak masalah. Lagi pula kalau pun film ini dihapus, orang masih bisa mengunduhnya dari laman berbagai-bagai. Tapi nggak usahlah karena film tersebut nggak sesuai dengan perspektif agama tertentu lalu film itu harus dilarang. Biarkan saja ditonton oleh penganut agama yang cocok dengan film tersebut. Dan juga nggak usahlah kita memaksakan kehendak agama kita kepada orang lain. Biarlah siapa yang menonton dia yang akan menilai. Lagi pula masa iman kita bisa merosot hanya karena menonton film yang tidak sesuai dengan perspektif agama kita. Yang paling penting di Indonesia saat ini adalah mari kita mengingatkan semua umat beragama untuk saling menghargai satu dengan yang lain. Supaya anak-anak Indonesia selalu hidup rukun dan damai. Salam toleransi.

*Penonton Film

 

FILM KONTROVERSI DI PUBLIK INDONESIA
*Mengapa harus dilarang hanya karena berbeda pandangan*

Silakan dibagikan dengan yang lain kalau bermanfaat.

Salam,
Keluarga Pandu.H

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments