Oleh : Asaria Lauwing Bara
Dalam Doktrin Gereja semua fokus pada penantian Sang Damai.
Perempuan yang akan melahirkan-Nya tidak terlalu diperhatikan.
Tubuh perempuan dipakai oleh Allah menyatakan rahmat-Nya bagi dunia.
Di Dalam Kisah Penciptaan, Ia memberi mandat kepada laki-laki untuk memberi nama ciptaan.
Dalam Perjanjian Baru, ia berjumpa dengan perempuan melalui malaikat dan memberi kuasa untuk memberi kuasa kepada perempuan untuk memberi nama kepada anak yang akan ia lahirkan.
Perempuan yang mengandung dan perempuan juga diberi kuasa untuk memberi nama kepada anak yang akan lahir.
Allah yang berjumpa dengan perempuan, Allah yang memakai tubuh perempuan. Tubuh Perempuan tempat Tuhan hidup selama 9 bulan.
Tubuh perempuan, tempat Tuhan mendapat ASI.
Tangan perempuan yang merawat tubuh Tuhan yang buang air kecil dan buang air besar.
Hargailah Tubuh perempuan tempat Allah merahmati dunia
Hargailah Tubuh perempuan sebagai tempat kehidupan mula-mula manusia selama 9 bulan.
Jangan lihat tubuh perempuan sebagai objek seksual semata.
Jangan lihat dada, paha, dan vagina sebagai objek kekerasan seksual.
Nyalakanlah lilin ungu, tanda Pertobatanmu
Mari do’akan dunia bebas perkosaan
Perempuan mau pakai pakaian seperti apapun, ia tidak layak diperkosa.
Perempuan mau keluar malam, ia tidak layak dilecehkan dan diperkosa.
Perempuan yang berjalan seorang diri, tidak layak diperkosa.
Tubuh perempuan bukan objek kekerasan semata karena alasan sudah dibelis.
Nyalakanlah lilin ungu, tanda Pertobatanmu.
Penting sekali gereja membuat kelas untuk mengajarkan tentang kesehatan reproduksi sebagai bagian dari spiritualitas teologi tubuh. Mengenal bagian alat reproduksi. Menjaga kesehatan dan melindunginya.
Penulis : Aris Lauwing Bara
#lusondesendiri #betajuga #ketongsetara #gerakbersama #hakkesehatanseksualdanreproduksi