Senin, April 29, 2024
Google search engine
BerandaPOLHUKAMPemiluDeklarasi Vico Amalo

Deklarasi Vico Amalo

TAKLALE.COM-Kupang – Vicoas T. B. Amalo menyatakan diri siap menjadi calon Bupati Rote Ndao pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024. Pernyataan sikap secara resmi ini disampaikan tepat HUT ke-78 Kemerdekaan RI, Kamis (17/8/2023) siang bersama para tokoh asal Rote Ndao di kediamannya di Jalan Kartini, Kota Kupang.

Pembacaan pernyataan sikap ini sekaligus sebagai deklarasi kesiapan Vico Amalo untuk bertarung di Pilkada Rote Ndao tahun 2024. Hadir pada kesempatan itu para tokoh diaspora Rote Ndao, baik yang ada di Kupang maupun di luar NTT. Acara ini didahului dengan doa bersama yang dipimpin Pdt. Yandi Manobe.

Dalam pernyataan sikapnya Vico Amalo menjelaskan keputusan untuk bertarung di Rote Ndao sudah melalui proses yang panjang. Sudah melalui perenungan yang cukup lama mulai dari menjaring aspirasi keluarga, berkontemplasi, berdoa dan berpuasa. Dan baru pada awal 2023 mengambil keputusan untuk bertarung.

“Oleh karena itu, kami mengajak segenap elemen masyarakat Rote Ndao, akademisi, tokoh agama, hamba-hamba Tuhan, tokoh adat dan diaspora Rote Ndao di berbagai daerah dan semua pihak yang terpanggil untuk bersatu dan bersama-sama membangun dengan hati dan berlandaskan takut akan Tuhan untuk kesejahteraan dan kejayaan Rote Ndao,” kata Vico.

Ia mengajak semua elemen masyarakat untuk menggunakan adat dan budaya Rote yang penuh kasih, kekeluargaan dan kelemahlembutan dalam memperjuangkan kebangkita manusia Rote yang berbudaya dan hormat kepada Tuhan. “Karena tanpa karakter dimaksud maka Kabupaten Rote Ndao akan menjadi kabupaten dan suku yang biasa-biasa saja,” ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat Rote Ndao untuk bersama-sama mengejar ketertinggalan dan mengangkat Kabupaten Rote Ndao bukan sekedar menjadi noktah kecil di ujung Pulau Timor, tapi menjadikan Rote Ndao menjadi benchmark, tolok ukur, dan gerbang selatan NKRI yang menerangi daerah lain di Indonesia.

Ketua tim pemenangan, Alfred Zacharias mengatakan sudah saatnya Rote Ndao butuh pemimpin baru yang lebih energik dan berwawasan luas untuk membawa Rote Ndao setara dengan daerah lain di NTT. Semakin hari semakin banyak masyarakat Rote Ndao yang menginginkan perubahan. Mereka menginginkan Rote Ndao bergerak lebih cepat. “Mereka menginginkan seorang pemimpin yang memberi daya ungkit untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada di Rote Ndao menjadi lebih maju,” kata mantan Sekretaris Daerah Rote Ndao ini.

Ia mengatakan saat ini Rote Ndao masih tergolong daerah tertinggal sejak terbentuk pada tahun 2002 lalu. Dari 167 daerah tertinggal pada tahun 2002 termasuk Rote Ndao, sudah 70-an daerah yang keluar dari kategori daerah tertinggal. “Dan Rote Ndao tetap masih tertinggal sampai hari ini,” katanya.

Karena hal inilah, Alfred mengajak para tokoh Rote Ndao yang terpanggil dan peduli dengan Rote Ndao bersatu padu, seia sekata dan sehati sepikir untuk membuat perubahan di Rote Ndao. Melalui Vico Amalo ada harapan baru untuk Rote Ndao. “Banyaknya aspirasi dari masyarakat mereka mengatakan bagaimana kalau orang muda yang memimpin Rote Ndao. Orang muda yang punya kapasitas, kapabilitas dan energi yang luar biasa untuk bisa membangun Rote Ndao lebih baik. Dan bung Vico terpanggil untuk membuat perubahan itu,” kata Alfred.

Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Rote Ndao ini menambahkan salah satu pemimpin yang dibutuhkan Rote Ndao saat ini adalah selain mempunyai jaringan luas, juga harus rendah hati dan takut akan Tuhan. Harus melayani dengan hati. “Saya kira bung Vico sudah memenuhi itu, sehingga saya mohon doa restu kita semua hari ini, satukan komitmen. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi,” pungkasnya.

Mewakili tokoh agama, Pdt. Dr. Mesakh Dethan memberi analogi 5 jari. Ibu jari, kata dia, melambangkan apresiasi yang tinggi kepada para tokoh Rote Ndao, baik yang tinggal di Rote Ndao maupun di Kupang yang secara sukarela bergabung untuk mendukung Vico Amalo. Penghargaan yang tulus untuk semua tokoh yang mendukung.

Kemudian jari telunjuk dianalogikan sebagai harapan baru untuk Rote Ndao melalui Vico Amalo yang siap melayani Rote Ndao berdasarkan firman Tuhan. Selanjutnya jari tengah melambangkan Vico Amalo yang selalu berdiri di tengah untuk memperjuangkan harapan rakyat. “Banyak bapak ibu menyadari bahwa Rote sebenarnya tulang punggung NTT karena injil masuk pertama di Rote. Pendidikan masuk pertama di Rote, tapi apa yang kita lihat. Perjalanan pembangunan di Rote belum maksimal,” ungkapnya.

Menurutnya, Vico Amalo akan berdiri di tengah untuk memberi harapan baru bagi masyarakat Rote Ndao. Selanjutnya jari manis sebagai simbol menggalang kekuatan dengan senyuman yang manis, dengan kasih dan persaudaraan. Tidak menjelek-jelekkan orang lain, tapi senantiasa menyampaikan sesuatu dengan kasih Tuhan.

Sementara jari kelingking mempunyai simbol Vico Amalo bukan siapa-siapa, seperti Daud yang dipanggil Tuhan untuk menjadi raja. Vico Amalo merupakan sosok muda yang baru terjun di politik, sehingga membutuhkan dukungan semua pihak. “Saya ajak kita semua bergandeng tangan dengan jari kelingking dan berkata kita satu untuk Vico mewujudkan kasih bagi Rote Ndao,” kata Pdt. Mesakh. (*)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments