Jumat, November 15, 2024
Google search engine

APAKAH MANELEO ITU?

Sebuah uraian tentang klan dan garis keturunan Orang Rote

Sering kali kita mendengar orang Rote di Kupang memanggil seseorang dengan “maneleo” jika ingin memberi penghormatan khusus kepada seseorang, walaupun orang itu sebenarnya bukanlah seorang maneleo. Bahkan ada yang salah menyebutnya dengan ‘Manileo’. Tapi apakah maneleo itu?

Penjelasan tentang maneleo akan menjadi lebih jelas kalau kita menjelaskan dari klan dan garis keturunan orang Rote. Maneleo terdiri dari dua kata: mane dan leo. Mane secara harfiah berarti jantan, tetapi dalam konteks ini artinya telah bergeser menjadi ketua atau kepala. Leo sendiri bermakna harfiah ‘tinggal’ atau ‘menetap’ tetapi dalam hal ini leo lebih tepat dipadankan dengan klan. Klan dimana seseorang berada, menetap atau menjadi bagian.

Jadi maneleo artinya seseorang yang menjadi pemimpin atau kepala klan tertentu. Biasanya orang yang dituakan atau paling senior dalam klan tersebut.

Salah satu unsur yang masih sangat kuat di Pulau Rote adalah keberadaan Klan dan garis keturunan. Dengan menyebutkan marga seseorang, orang Rote sudah tahu darimana orang itu berada. Kata yang digunakan untuk klan adalah leo, berasal dari kata kerja leo, ‘tinggal’ atau ‘menetap’, sebagaimana digunakan dalam kalimat pendek “ana leo nai Busalangga”: “dia tinggal di Busalangga”. Sangat mungkin pada jaman dahulu setiap leo mempunyai wilayah tersendiri dan mempunyai kampung asal tersendiri. Setiap leo mempunyai nama tersendiri dan biasanya adalah nama dari leluhur mereka atau nama diri tertentu.

Klan (leo) adalah gagasan yang dimiliki orang Roti tentang diri mereka sendiri. Ini ide menyiratkan ide-ide lain tentang keturunan, tentang aliansi, dan tentang sarana pewarisan. Leo tidak memiliki tanah atau properti. Anggota dari sebagian besar leo hidup tersebar di seluruh wilayah suatu nusak. Mereka bergaul dan menghabiskan banyak waktu mereka dengan anggota leo yang lain seperti halnya mereka lakukan dengan anggota leo mereka sendiri.

Para anggota dari leo umumnya mengklaim diri sebagai keturunan dari beberapa leluhur penting, namun kadang mereka juga tahu bahwa ada beberapa cara seseorang digabungkan ke dalam satu leo, tidak semata karena keturunan. Hanya pada tingkatan leo ada keteraturan ideologis. Untuk orang luar, leo-leo itu nampaknya bersatu. Leo adalah satu-satunya kelompok dalam nusak. Orang Rote menggambarkan setiap leo sebagai ‘satu orang’ (hatahori esa). Karena hal ini, maka setiap leo mempunyai wakil dalam pengadilan nusak.

Kesatuan dari leo terbagi lagi dalam kelompok keturunan (nggitak) dan kelompok-kelompok ini dibagi lagi menjadi uma lo (rumah) yaitu kelompok paling dasar yang membentuk leo dan yang sebenarnya memiliki harta milik.

Metafora umum yang diterapkan pada klan adalah pohon dengan cabang-cabangnya. Klan dikatakan sebagai batang (hun) dari sebuah pohon dan garis keturunannya (lineage) dikatakan sebagai cabang-cabangnya (ndanak). Sebagaimana ada banyak cabang dari sebuah pohon, demikian jugalah ada banyak garis keturunan dari sebuah klan.

Biasanya orang Rote menggambarkan garis keturunan sebagai nggi atau nggitak. Kedua kata ini memiliki arti yang hampir sama dan berasal dari bentuk yang lebih panjang, nggi-nggitak, yang mengacu pada serangkaian buah yang menggantung dari pohon. Pisang (hundi), pinang (pua) dan mangga (pao/mbao) semuanya menggantung secara berkelompok/serangkaian (nggitak). Pada sisi lain, istilah yang lebih umum, nggi, mengacu pada kelompok perbungaan pohon lontar jantan yang disebut tua-nggi. Penyadap lontar mengikat tua-nggi ini menjadi dua atau tiga kelompok, mengiris ujung setiap perbungaan dan menggantungkan wadah daun lontar (haik) di bawah setiap tandan. Dari tua-nggi, getah lontar akan menetes (titi atau nosi) ke dalam haik tadi. Gambaran tentang lontar ini menjadi dasar dari dua ekspresi yang diterapkan orang Rote pada garis keturunan mereka. Jadi silsilah klan dibandingkan dengan susunan pengaturan dari bunga lontar jantan, yang niranya menetes ke satu wadah lontar (haik), tempat kelahiran mereka.

Setiap garis keturunan mempunyai kepala tersendiri yang disebut mane leo. Tugas yang paling penting dari seorang mane leo adalah menghadiri dan mengadakan pembicaraan tentang mas perkawinan anggota garis keturunan (leo) nya. Tugas lainnya adalah untuk mengurus pertikaian dalam leo-nya. Dianggap tidak pantas jika pertengkaran atau perselisihan dalam leo dibuka ke luar dan harus diselesaikan pada akhirnya di pengadilan nusak. Perselisihan dalam klan bisa (dan seringkali) lebih pahit dan berlangsung lebih lama dibanding perselisihan antar leo. Namun perselisihan antar anggota leo ini biasanya hanya menyebabkan segmentasi dalam leo dan bukan perpisahan dengan leo. Leo adalah unit politik masyarakat dan leo baru hanya dapat diciptakan melalui pengakuan resmi dari pengadilan nusak.

Hingga saat ini, para anggota sebuah leo hidup tersebar di dalam wilayah nusak dan bahkan di luar wilayah. Di jaman tradisional, jika seseorang atau sebuah keluarga berpindah ke sebuah nusak lain, maka ia akan diadopsi ke dalam leo tertentu di nusak itu melalui suatu proses sumpah adat yang disebut ndara fangga atau ndala fangga. Dalam adopsi yang dilakukan melalui sumpah adat ini, asal-usul seseorang disembunyikan. Asal-usul orang tersebut yang biasanya dinyanyikan pada saat upacara kematiannyapun akan dihubungkan dengan leluhur asal leo yang tunggal bukan dengan leluhurnya di nusak dimana ia berasal.

Sebagai contoh, saya ambil leo-leo di Nusak Thie tempat asal saya. Terdapat 25 leo dari Nusak Thie yang dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu kelompok Sabarai, kelompok Taratu dan Kelompok Kekadulu. Leo-leo tersebut antara lain:

Sabarai:

1. Leo Su’a2. Leo Le’e3. Leo Mbura La’e4. Leo Saba La’e5. Leo Henu La’e6. Leo Tolaumbu 7. Leo Kolek8. Leo Meoleok 9. Leo Ngaupandi10. Leo Kanaketu 11. Leo Kona12. Leo Musuhu

Taratu

1. Leo Moiumbuk 2. Leo Tode Feo3. Leo Sorumbuk4. Leo Bibimane5. Leo Mokaleok6. Leo Mandato 7. Leo Feosoru8. Leo Nale Feo9. Leo Mesa Feo10. Leo Ndana Feo11. Leo Sandi12. Leo Langgalodo

Leo terakhir yang dikelompokkan sendiri adalah leo: Kekadulu. Inilah Leo-leo di Nusak Thie.

Jadi kalau anda bertanya saya dari Leo mana maka saya akan menjawab: saya adalah anak dari leo Mbura La’e. Semua marga-marga yang tergabung di sini seperti Messakh, Nunuhitu, Pandie, dst adalah segenap keturunan Foe Mbura yang disebut juga Mbura Lala’en yang artinya yang tersangkut paut dengan Mbura. Dan kami ada dalam kelompok besar Sabarai.

Demikian sedikit penjelasan saya. Seringkali ada perbedaan penafsiran di sana sini tapi pada intinya di Nusak Thie atau Kerajaan Thie itu ada tiga kelompok besar Leo.

Akhirnya saya mau bilang “tidak semua orang adalah maneleo to? Harus paham siapa itu maneleo. Dalam adat kebanyakan nusak di Rote, para Maneleo inilah yang berkumpul untuk mengangkat Manek atau Raja. Dan di beberapa Nusak pengangkatan manek itu dilakukan secara demokratis atau dilakukan pemilihan. Walaupun bukan pemilihan umum tetapi pemilihan oleh tua-tua atau oleh para mane leo. Walaupun para kandidat biasanya berasal dari salah satu klan atau leo yang sudah dikhususkan sebagai klan atau leo raja. Bahkan seringkali lebih dibatasi lagi dari marga atau fam tertentu.

Ket. Gambar: Struktur Genealogis Orang Rote #bukuku#ceritatok

sumber : Fb Matheos Viktor Messakh

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments