Jumat, Oktober 18, 2024
Google search engine
BerandaVIEWSKolomTekun Berdoa (1 Samuel 1:9-20)

Tekun Berdoa (1 Samuel 1:9-20)

oleh : Pdt. Frans Nahak

Ada peristiwa yang melatarbelakangi kitab 1 Samuel ditulis. Pertama, pada saat itu Israel mengalami kemerosotan moral dan menjadi negara lemah di antara banyak bangsa-bangsa di sekitarnya. Kedua, kitab Samuel berisi perbaikan bangsa Israel secara politik dan sosial. Ketidakteraturan bangsa Israel pada masa para hakim hingga menjadi kerajaan yang teratur mapan. Motivasi rohani juga sebagai titik balik yang kuat dalam perkembangan kerajaan Israel.

Kitab ini bertujuan untuk pembaharuan besar bangsa Israel melalui kehadiran Samuel. Samuel lahir dari seorang perempuan yang mengalami penderitaan karena budaya pada waktu itu. Anak-anak dari imam Eli tidak diharapkan karena kejahatan mereka.

Kitab ini dimulai dengan pergumulan seorang perempuan karena tekanan yang dialaminya. Ayat 2 menjelaskan bahwa Elkana mempunyai dua istri, yaitu Hana dan yang lain bernama Penina. Penina memiliki banyak anak namun Hana mandul. Di sinilah Hana mengalami tekanan dalam rumah tangga. Budaya patriarki di Israel Kuno, jika seorang perempuan tidak mengandung dan melahirkan anak maka hal itu adalah sebuah aib.

Selain itu, kebudayaan yang ada dalam PL melegalkan seorang laki-laki untuk memiliki lebih dari satu istri jika wanita yang dinikahi tidak dapat memberikan keturunan atau mandul. Dalam PL poligami juga dilakukan oleh Abram, Yakub, Gideon Daud dan Salomo. Hal ini tidak menyalahi aturan Yahudi jika dengan alasan bahwa pernikahan pertama tidak menghasilkan anak.

Ayat 5 memberikan menjelaskan dari penyebab kemandulan Hana. ”…sebab TUHAN telah menutup kandungannya”, menjadi suatu pernyataan yang jelas bahwa Tuhan dengan “sengaja” tidak memberikan anak kepada Hana. Seperti kisah Sara dalam Kejadian 16, Tuhan dengan sengaja tidak memberikan anak sebab Tuhan mempunyai rencana tersendiri bagi Sara dan Abraham. Demikian juga dengan kemandulan Hana sebagai tindakan langsung dari Allah dengan menghadirkan masalah untuk menyatakan kuasa-Nya dan melatih iman Hana melalui masalahnya.

Terdapat kata ’kandungan’ pada ayat 5 yang dalam bahasa Ibrani disebut dengan rekhem atau womb. Kandungan menunjuk pada tempat atau waktu permulaan hidup, asal usul dari suatu kehidupan baru. Adanya kehidupan baru yang dimulai dalam kandungan merupakan perbuatan Allah. Kandungan menjadi salah satu bukti pemeliharaan Allah yang berkuasa penuh untuk membuka atau menutup kandungan seorang wanita. Dengan demikian, kemandulan juga merupakan tindakan Allah yang dengan sengaja dilakukan kepada Hana.

Kenyataan tidak dapat memperoleh anak dari Hana tidak membuat kasih Elkana menjadi berkurang. Ini dibuktikan di ayat 8, ketika Hana menangis dan tidak mau makan Elkana menghibur hati Hana dengan berkata ”…bukankah aku jauh lebih berharga dari pada sepuluh anak laki-laki”. Ayat ini tidak hanya berisi penghiburan bagi Hana tapi juga menjelaskan bahwa sesungguhnya Elkana mengasihi Hana dengan penuh ketulusan. Dengan kesadaran bahwa anak tidak menjadi satu-satunya tujuan pernikahan karena anak berasal dari Allah, sebagai pemberian dari Allah dan anak harus dijaga dengan baik sebagai tanggung jawab dalam menjaga pemberian dari Allah.

Ayat 3 menjelaskan keadaan rohani keluarga ini. Dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN.

Penderitaan yang dialami Hana, membuat dia berdoa dengan hati yang pedih, dalam KBBI artinya hati Hana sangat susah dan mengharukan atau sambil menangis (ay. 10). Dalam doa ia bernazar atau berjanji. Ayat 11 menggambarkan isi hati Hana.

Tuhan mengabulkan doa Hana, karena berkenan atas sikap hati dan tindakan yang telah Hana lakukan. Keadaan berat yang Tuhan ijinkan direspons oleh Hana secara benar tanpa sungut-sungut. Dengan demikian, dari gambaran keadaan hidup Hana yang tidak bahagia dan tertekan tidak membuatnya berhenti bergantung pada Tuhan. Kesungguhan doa Hana membuat Tuhan menghadiahi Samuel kepada Hana. Ada beberapa poin menjadi catatan kita:

Pertama, Hana meminta kepada Tuhan (ayat 20)

Tuhan menjamin segala sesuatu dengan apa yang didoakan, termasuk Hana dalam doanya meminta anak kepada Tuhan, dan Tuhan menjawab sesuai dengan keyakinan Hana kepada Tuhan. Kata “setahun kemudian” merupakan bentuk lanjutan dari ayat 19 segera sesudah Tuhan “mengingat” Hana. Kata ini berhubungan erat dengan ayat 12 ketika Hana mengandung. Dalam Bahasa Ibrani “Memintanya” shaal artinya memberi, meminjamkan, meminta, meminjam yang diterjemahkan kepada kalimat “meminta”. Hana memintakannya dari Tuhan”, yang artinya Samuel diberikan kepada Hana karena memintanya dari si Pemberi.

Kedua, Tuhan membuat Hana Mengandung (19)

Kata Tuhan “ingat “dalam bahasa Ibrani zakar, Tuhan mengingat apa yang pernah diminta Hana sehingga Tuhan membuat Hana mengandung seorang anak laki-laki . Tuhan membuka kandungan Hana yang telah ditutup-Nya (I Sam 1:6). “Tuhan ingat” menekankan peristiwa kelahiran Samuel merupakan suatu keajaiban karena Tuhan mengingat atau Tuhan yang memberi dan menggenapi doanya. Tuhan sendiri yang berhak atas adanya Samuel dalam rencana-Nya terhadap pergumulan Hana untuk mengandung. Tuhan sendiri yang terlibat memberikan mukjizat kepada Hana untuk mengandung seorang anak, ini menunjukkan bawa sejak dalam kandungan Samuel adalah milik Tuhan.

Ketiga, Hana Mengandung Karena Anugerah (ay. 17;20)

Imam Eli sebagai nabi Tuhan memberikan jawaban kepada Hana, bahwa Hana akan mengandung. Tuhan “memberi”, kata yang dipakai dalam ayat ini adalah “to give/memberi” (nathan) artinya anugerah. Jawaban imam Eli kepada Hana merupakan sebuah pesan bahwa ketika Hana mengandung ia harus memahami bahwa peristiwa itu hanya karena anugerah Tuhan kepada Hana. Kata “mengandunglah Hana” menunjukkan suatu pekerjaan kuasa Tuhan mengizinkan Hana mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Samuel yang artinya “diminta”. Dalam ayat 17 kata “minta” (shaal) kata ini berkorelasi dengan nama Samuel di dalam ayat 20 yang diartikan sebagai “menyerahkannya atau diserahkannya. Tuhan mengizinkan proses kehamilan Hana hingga sampai pada kelahiran anak laki-laki yang diberi Tuhan dan menamainya Samuel.

POKOK-POKOK RENUNGAN

Pertama, doa orang-orang yang menderita karena kekerasan dalam budaya didengar oleh Tuhan. Hana menderita karena budaya patriarki yang melahirkan stigma bahwa perempuan harus ada anak. Kalau tidak ada anak maka hal itu adalah sebuah aib. Dalam bacaan ini, tidak ada anak bukan sebuah aib sebab Tuhan yang membuka dan menutup rahim. Tidak ada anak adalah salah perempuan masih terjadi di pedalaman Timor, jika istri tidak ada anak maka si suami “cari” anak di luar. Perempuanlah yang dipersalahkan. Perempuan mengalami tekanan dari si suami atau keluarga suami bahkan lingkungan. Atau ada anak, tapi harus ada anak laki-laki. Dari Firman Tuhan ini kita belajar bahwa anggapan menikah harus ada anak tidaklah benar, sebab anak adalah anugerah Tuhan. Memintalah kepada Tuhan.

Kedua, Teruslah berdoa. Hana terus menerus berdoa dalam penderitaannya. Ia tidak putus asa dan menyalakan Tuhan atau menyalakan dirinya. Salah seorang penginjil mengatakan bahwa ketika Anda dan saya berdoa terus menerus membuat Tuhan Allah tidak tenang dan segera menjawab doa-doa kita. Si pengkhotbah membandingkan dengan janda yang datang terus kepada seorang hakim yang tidak takut akan Allah (Luk.18). Hakim yang tidak takut akan Allah namun memiliki belas kasihan, apalagi Allah yang sangat mengasihi Anda dan saya.

Ketiga, berdoa artinya bergantung pada Tuhan sebab Ia tahu apa kita doakan. Hana berdoa dalam kepedihan hati di bait suci. Pada ayat ini Tuhan melihat betapa Hana menggantungkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ada keputusasaan dalam diri Hana namun masih mau berharap pada Tuhan. Bahkan dalam doa Hana berjanji akan menyerahkan kembali apa yang ia minta jika doanya dijawab Tuhan. Hana membuktikan bahwa kasih pada Tuhan jauh lebih berharga dari pemberian yang ia terima melalui doa. Pada 1 Samuel 1:11 ”jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hambamu ini” artinya Hana benar-benar meletakkan pengharapan sepenuhnya pada Tuhan. Arti dari ucapan Hana ini bahwa ia mempunyai keyakinan, Tuhan tahu apa yang sedang ia alami. Masalah tidak jauh lebih besar dari Tuhan yang selalu tahu apa yang sedang dialami setiap orang. Karena itu kita diminta untuk selalu melibatkan Tuhan dalam setiap masalah dari pada menyelesaikan masalah dengan cara sendiri. Melibatkan Tuhan adalah jalan keluar keluar terbaik.

Doa adalah cara mengundang kuasa Tuhan ke dalam kehidupan pribadi. Maka, melalui doa setiap orang percaya belajar memahami maksud Tuhan dan hidup semakin berpengharapan dengan bergantung sepenuhnya pada kuasa Tuhan.

Keempat, berdoa dan menjaga kekudusan hidup

Pada masa Hana bangsa Israel telah banyak terpengaruh oleh kehidupan bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan. Meskipun demikian Hana tidak membiarkan diri terpengaruh kebiasaan bangsa yang tidak mengenal Tuhan, sebagai contoh ia tidak meminum anggur. Hana juga menjawab tuduhan imam Eli terhadap dirinya dengan sopan dan dalam kondisi yang begitu sangat terpuruk Hana masih mampu menunjukkan penguasaan diri yang baik.

Kekudusan atau kesucian hidup memiliki tujuan agar Tuhan dapat memerintah di dalam kehidupan orang percaya sepenuhnya. Memelihara kesucian hidup penting bagi setiap orang karena dengan demikian sama dengan memberikan diri supaya Tuhan lebih mudah menyatakan kehendak-Nya dalam kehidupan bahkan dalam pergumulan. AMIN. FN.

sumber : FB Frans Nahak

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments