Selasa, November 19, 2024
Google search engine
BerandaPOLHUKAMPolitikSURVEI SMRC: LEBIH BANYAK PUBLIK YANG MENYALAHKAN BARAT DALAM PERANG RUSIA-UKRAINA

SURVEI SMRC: LEBIH BANYAK PUBLIK YANG MENYALAHKAN BARAT DALAM PERANG RUSIA-UKRAINA

Siaran Pers 1

SAIFUL MUJANI RESEARCH AND CONSULTING (SMRC)

Jakarta, 18 April 2022)

Lebih banyak publik Indonesia yang menyalahkan Barat dalam perang Rusia-Ukraina. Demikian hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Sikap Publik atas Invasi Rusia terhadap Ukraina” yang disiarkan kanal Youtube SMRC TV pada Senin 18 April 2022. Hasil survei ini dipresentasikan Prof. Saiful Mujani pada program Bedah Politik yang diasuhnya.

Video utuh pemaparan Saiful Mujani bisa disimak di sini: https://youtu.be/oY5hbdu3fKs

Saiful menunjukkan ada 23 persen publik yang menyebut bahwa yang bersalah atau bertanggungjawab dalam perang Rusia – Ukrainai adalah negara-negara Barat atau NATO. Yang menyalahkan Rusia sebanyak 17 persen. Dan yang menyalahkan Ukraina ada 8 persen. Menurut Saiful, data ini menunjukkan bahwa cara berpikir masyarakat complicated.

Survei ini dilakukan melalui telepon dengan total sampel 1228 responden yang dipilih secara acak dari populasi warga negara Indonesia yang yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan punya telepon/cellphone (sekitar 72% dari total populasi pemilih nasional). Responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dengan metode random digit dialing. Wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang terlatih pada 22-24 Maret 2022. Margin of error survei diperkirakan +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.

Menurut Saiful, melalui survei telepon ini, bisa diketahui seberapa besar masyarakat yang well informed dengan isu-isu yang sedang berkembang memiliki sikap terhadap perang antara Rusia dan Ukraina atau invasi Rusia ke Ukraina.

Kemudian apakah setuju atau tidak Ukraina bersahabat dengan negara mana pun, termasuk NATO? Yang setuju hanya 31 persen, seimbang dengan yang tidak setuju, 29 persen.

“Menurut saya, sebagai negara merdeka, mau bersekutu dengan siapa ya boleh, dong. Hal itu mestinya adalah pilihan mereka sendiri secara bebas. Tapi ternyata masyarakat terbelah. Dan ini mengejutkan. Kenapa masyarakat kita punya pendapat bahwa Ukraina tidak bebas untuk menentukan pilihannya bersekutu dengan siapa,” jelas ilmuan politik lulusan Ohio State University itu.

Ketika ditanya sebaiknya Indonesia bersikap seperti apa, yang mendukung Ukraina sekitar 12 persen, yang mendukung Rusia 13 persen, dan yang tidak membela keduanya atau berharap Indonesia bersikap netral sebanyak 43 persen.

“Ini kurang lebih sama dengan sikap resmi pemerintah Indonesia yang memilih bersikap netral dalam kasus ini,” tutup Saiful.

–Akhir Siaran–

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments