Taklale.Com-Kupang, Lurah Kelurahan Lai Lai Besi Kopan (LLBK), Ayub Petra Bayang Mauta mendukung penuh Program Penanggulangan Dampak Covid 19 melalui Revitalisasi Desa Wisata Inklusi yang diselenggarakan PIAR NTT, di aula Kantor Kelurahan LLBK, Selasa (5/4) 2022.
Lurah LLBK menegaskan sebagai pemerintah ia bersyukur program dan kegiatan ini ada di salah satu wilayah Kota Kupang Kupang yakni Kelurahan LLBK. “Sebagai pemerintah, saya bersyukur kegiatan ini ada dalam salah satu wilayah di Kota Kupang, Kelurahan LLBK. Sungguh kita diberkati Tuhan,” ungkapnya. Ia sepakat dengan apa yang disampaikan Perwakilan Swara Parangpuan untuk warga masyarakat menangkap peluang ini dimana suatu saat warga LLBK bisa menjadi pembicara di mana saja kalau program ini berhasil.
Ditambahkan tantangan tantangan yang disampaikan Direktur PIAR NTT agar warga LLBK bisa membakar jagung sendiri untuk berjualan harus dijawab. “Besar harapan saya program ini akan memberi manfaat bagi masyarakat umumnya dan kelompok inklusi khususnya,” katanya sembari menambahkan siap mendukung dan bekerjasama dengan masyarakat menangkap peluang ini dengan baik.
Tak lupa ia memberikan apresiasi kepada Pendamping PIAR NTT, Zevan Aome dan Gadrida Rosdiana yang mampu mengumpulkan masyarakat untuk ikut sosialisasi karena selama ini warga LLBK agak sulit untuk mengikuti kegiatan kegiatan seperti ini.
Pada sesi dialog yang dipandu Gadrida dari PIAR merespon presentasi sosialisasi dari Pendamping PIAR NTT, Zevan Aome, Ketua Majelis Jemaat GMIT Kota Kupang, Pdt. Adelfina Doko Hege mengemukakan kebanyakan dari Jemaat Kota Kupang, warga LLBK karena itu penguatan ekonomi adalah tanggung jawab gereja. Karena Pandemi Covid 19, hampir semua kegiatan 2021, pelatihan pelatihan tidak berjalan. Tahun 2022 kondisi belum pulih. Meski demikian ujarnya sebagai gereja siap memberi dukungan. Dukungan tersebut berupa memberikan aula untuk dipakai pertemuan diskusi dan pelatihan dengan syarat ada surat permintaan penggunaan aula. Sementara itu, Ketua RT 09, Kelurahan LLBK, Syamsudin menyampaikan warga rentan atau inklusi terbanyak RT 08, RT 09, RT 10. Kebutuhan bagi mereka ujarnya tempat penjualan produk produk warga LLBK. Peserta sosialisasi warga yang menjadi responden repeat assesment, UMKM, Ketua RT dan RW, staf Kelurahan LLBK. (sumber : PIAR NTT)