oleh : Jozef M.N. Hehanussa)
Pernah suatu waktu dalam kartu ucapan selamat pagi yang biasanya saya kirimkan, saya menyisipkan ucapan selamat hari Valentine. Beberapa sahabat perempuan protes mengapa saya mengucapkan selamat hari Valentine dan itu dikirimkan ke mereka juga. Protes mereka tidak berhubungan dengan ketidaksetujuan mereka terhadap perayaan hari Valentine. Mereka tidak setuju karena mengucapkan selamat Valentine sama seperti menyatakan rasa cinta. Tapi pandangan seperti ini memang banyak dipengaruhi oleh keberadaan Cupid, Putra Venus, Dewi Cinta dan kecantikan, dan Dewa Mars, Dewa Perang. Cupid selalu digambarkan sebagai laki-laki kecil bersayap yang membawa panah yang diujungnya terdapat gambar hati sebagai simbol cinta. Cupid adalah dewa keinginan, cinta erotis, ketertarikan dan kasih sayang. Dia juga dikenal dengan nama Amor.
Terlalu menyempitkan makna hari Valentine kalau hanya dihubungkan dengan cinta-cintaan gaya orang-orang muda atau yang sedang mencari pasangan.
Memang tanpa dihubungkan dengan Cupid pun ada cerita yang berhubungan dengan cinta di perayaan tanggal 14 Februari ini, ketika perayaan ini dihubungkan dengan perayaan pesta Lupercalia di era pemerintahan Romawi. Atau ada yang menghubungkannya juga dengan cinta sebagai pasangan kekasih ketika perayaan Valentine ini dihubungkan dengan pelayanan Santo Valentine dari Terni di masa Claudius II. Kita bisa membaca cerita ini lebih jauh di media-media internet.
Nah, supaya kita tidak terjebak dalam cinta ala orang muda di perayaan Valentine, kenapa kita tidak merayakan Valentine sebagai perayaan kemanusiaan – sebagai perayaan yang mengingatkan kita tentang betapa berharganya hidup ini. Karena kalau perayaan Valentine ini dihubungkan dengan nama Valentine, maka kita sebenarnya diingatkan kepada Valentine, seorang imam yang dipenggal pada masa Kaisar Claudius II atau Claudius Gothicus, pada 14 Februari 270 Masehi.
Ada setidaknya 2 versi cerita tentang Valentine ini. Cerita yang pertama mengatakan Valentinus adalah seorang imam di era kekaisaran Romawi dan juga seorang mantan uskup Terni, Narnia dan Amelia. Dia ditangkap pada masa Kaisar Gothicus dan ditahan dalam rumah tahanan seorang bangsawan bernama Asterius. Karena Valentinus berhasil menyembuhkan mata putri angkat Asterius yang buta, Asterius dan seluruh keluarga dibaptis dan menjadi Kristen. Gothicus yang membenci agama Kristen tidak menyukai hal ini. Seluruh keluarga Asterius kemudian dieksekusi, tetapi hanya Valentine yang dipenggal. Ada juga cerita lain tentang imam Valentinus yang diam-diam menikahkan para pasangan secara Kristen supaya para suami tidak pergi berperang. Karena itu dia dipenggal oleh Kaisar Gothicus. Ada juga versi lain tentang Valentinus yang mengatakan bahwa ketika dia dipenjara karena menikahkan para pasangan itu, dia jatuh cinta pada anak sipir penjara dan sebelum dia dieksekusi pada tanggal 14 Februari, dia menulis surat cinta dan membubuhinya dengan tulisan “dari your Valentine”.
Tetapi apa pun versi cerita tentang St. Valentine, sebenarnya hanya ada satu orang Valentine atau Valentinus.
Dan sulit mengatakan bahwa Valentinus adalah seorang yang romantis. Tidak ada catatan tentang Uskup Valentine yang romantis. Orang-orang Kristen dari abad pertengahan juga tidak terlalu peduli dengan hal itu karena mereka lebih peduli pada hal-hal yang berkaitan dengan mukjizat dan martir. Uskup Valentine memang dijadikan orang suci atau Santo oleh gereja Roma Katolik dan menjadi pelindung para pecinta, penderita epilepsi dan peternak lebah. Namun tahun 1969 dia dikeluarkan dari kalender orang suci karena ketidakjelasan informasi tentangnya dan kurang dapat dipercaya.
Jadi jangan hanya merayakan hari Valentine sebagai hari kasih sayang, tetapi ketika merayakan Valentine rayakan juga hari itu sebagai penghargaan terhadap kemanusiaan dan kehidupan. Karena di tanggal 14 Februari itu ada seorang manusia yang dihilangkan nyawanya karena arogansi seorang pemimpin. Mari bangun komitmen kita terhadap kehidupan dan kemanusiaan setiap kita merayakan Valentine, supaya kita tidak menyia-nyiakan kehidupan yang ada dan sungguh-sungguh memanusiakan orang-orang di sekitar kita serta selalu hidup saling menghargai di dalam kasih. Dan selalu ingat pada nasihat tua: “Apa yang kamu ingin orang lain lakukan kepadamu, lakukanlah itu juga kepada mereka. Selamat merayakan hari Valentine. Selamat merayakan kemanusiaan dan menghargai kehidupan