Minggu, November 24, 2024
Google search engine
BerandaINKLUSIReligi dan SpiritualitasPdt.Semuel Victor Nitti: 40 hari yang penting .....

Pdt.Semuel Victor Nitti: 40 hari yang penting …..

Taklale.Com-Oebufu, Tradisi gereja menetapkan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga pada 40 hari sesudah kebangkitan, sesuai tuturan Lukas di Kis. Ras. 1:3. Gereja juga menetapkan bahwa selama 40 hari Tuhan Yesus sepuluh kali menampakkan diri kepada para murid, dalam jumlah yang berbeda di tempat yang berbeda. Ketetapan ini sesuai kesaksian keempat kitab Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes).

Jika kita membaca kata-kata Tuhan Yesus dalam Matius 28: 9, 10, Matius 28:18-20; Markus 16:15-18; Yohanes 20:15-15; Yohanes 20:19-23; Yohanes 20:26-29; Yohanes 21:5,6, 10, 12; dan Yohanes 21:15-18, kita menemukan bahwa penampakan Yesus adalah untuk meyakinkan bahwa Ia benar-benar telah bangkit, pemulihan status kemuridan para murid (kecuali Yudas Iskariot), perintah penginjilan, pemberian Roh Kudus, janji penyertaan dan pemeliharaan.

Tetapi Lukas mengisahkan unsur lain yang amat fundamental mengenai apa yang Yesus perbuat terhadap murid-murid selama 40 hari itu. Unsur fundamental itu Yesus sampaikan kepada dua murid di jalan ke Emaus dan kepada semua murid.
Lukas 24: 25: “Hai kamu orang bodoh. betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Teguran keras ini Yesus lanjutkan dengan menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Kedua murid itu, yang tadinya begitu patah semangat dan sedih, karena harapan mereka yang demikian besar kepada Yesus munah, bersama dengan disalibkan dan matinya Tuhan Yesus. Lalu mereka bersedih dan muka muram, kini hati mereka berkobar-kobar karena mereka mulai mengerti bahwa Mesias harus mati namun pasti bangkit. Dan akhirnya ketika teman tak dikenal itu memecahkan roti dan melayani mereka maka “Terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia … (24:31).

Di Lukas 24:44 dst Tuhan Yesus berkata dengan nada teguran kepada semua murid yang sedang berkumpul, ketika Ia menampakkan diri kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan nabi-nabi dan kitab Mazmur”. Lalu Yesus membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati …….”

Lukas hendak menegaskan bahwa ada yang salah dalam pikiran para murid. Mereka lebih berpikir tentang Mesias politik, Mesias Pembebas yang akan mendirikan kembali dan menjadi Raja kerajaan Israel. Dalam pikiran itu para murid percaya bahwa mengikut Tuhan Yesus adalah untuk mendapat pembagian kuasa dan hak memerintah yang diikuti dengan berbagai hak khusus lainnya untuk kebesaran diri mereka masing-masing.

Ingatlah permintaan Yakobus dan Yohanes untuk duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus serta pertengkaran para murid tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Lukas bertutur bahwa Tuhan Yesus mau membersihkan pikiran para murid dari hal-hal itu, dan mendorong mereka membangun kepercayaan bahwa Yesus Mesias adalah Pelayan – Penyelamat yang berkorban diri untuk keselamatan semua manusia.

Jadi pikiran para murid diluruskan dan iman mereka dibersihkan dari kekeliruan yang fatal. Ketika pikiran mereka terbuka bahwa Yesus adalah Mesias Pelayan yang mengorbankan diri untuk keselamatan manusia, maka iman mereka pun dibersihkan dari salah paham yang menyebabkan munculnya harapan-harapan keliru tentang Yesus dan tentang menjadi murid Yesus.

Ketika pikiran mereka lurus, iman mereka bersih barulah Tuhan Yesus memberi tugas untuk menjadi saksi tentang Yesus Mesias Penyelamat yang berkorban diri untuk keselamatan manusia. Dengan itu mereka belajar menjadi saksi tanpa ambisi untuk menjadi penguasa dalam gereja, tanpa hasrat untuk saling menjatuhkan karena merebutkan kekuasaan dalam gereja.

Biarlah mereka cukup menjadi saksi dengan perkataan sekaligus meneladani Sang Pengutus untuk terus menjadi saksi yang berkorban diri melayani dan bukan dilayani. Saksi yang terus membagi-bagi kemurahan dan bukan menghimpun untuk memperkaya diri. Saksi yang pada akhirnya berkata: “Kami adalah hamba, … kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”(Lukas 17:10). Agar pada akhirnya segala lutut bertelut dan segala lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Biarlah pikiran dan iman gerejaku dan sahabat-sahabat sewarga di GMIT terus dibersihkan dan dimurnikan agar gerejaku terus tetap menjadi saksi yang melayani dan berkorban diri meneladani Tuhan Yesus, Sang Mesias Penyelamat yang berkorban diri.

Sepotong kisah dari berbagi cerita di Koinonia Kupang dalam Ibadah memperingati Kenaikan Tuhan Yesus. Teks Lukas 24: 44 -53).
Salam dari Oebufu!

(tulisan ini diambil dari laman Fb Pdt Semuel Victor Nitti yang dimuat pada Jumat, 28 Mei 2022 dan dimuat atas seijinnya)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments