Taklale.Com-Kupang, Walikota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore melaunching Program Penanggulangan Dampak Covid 19 melalui Revitalisasi Desa Wisata Inklusi dan Workshop Penataan Kebutuhan dan Kapasitas Multi Pihak untuk Mendukung Kepariwisataan dengan Pendekatan GEDSI (Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) di Kota Kupang yang diselenggarakan PIAR NTT dan Konsersium Swara Parampuang, PIAR dan UDN yang disupport dan didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) yang dilaksanakan di Hotel Kristal, Jumat (13/5).
Walikota Kupang dalam sambutannya mengemukakan dalam kondisi sulit seperti ini tidak ada banyak pihak yang mau menolong. Karena itu, ia minta kepada para Lurah dan Camat khususnya di 4 (empat) Kelurahan/Desa wisata inklusi masing masing Kelurahan LLBK, Kelapa Lima, Oesapa Barat dan Lasiana untuk serius mendukung kegiatan demi memperbaiki kondisi ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan rakyat.
Diungkapkannya masyarakat yang berdaya saja sangat susah apalagi mereka kelompok inklusi yakni para difabel, senior dan senirota (lansia), perempuan miskin dan perempuan kepala keluarga.
Dengan pendekatan GEDSI, kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial dalam program ini bisa membantu kelompok kelompok inklusi yang sangat terdampak Pandemi Covid 19 untuk bangkit kembali dari keterpurukan.
“Kita harus menerima dengan baik program ini dan memberikan dukungan penuh bagi PIAR NTT dalam implementasi program ini di lapangan hingga penutupan program ini dan bertanggung jawab bagi kelanjutan program ini untuk memberi dampak yang baik bagi kesejahteraan masyarakat Kota Kupang terkhusus di empat keluarhan dan kelompok inklusi,” tegasnya.
Karena itu ia telah meminta kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kupang untuk mendukung program ini, diskusi diskusi yang dibangun. “Ini akan memberikan masukan bagi kita dalam menyusun program dan memperjuangkan anggaran. Saya membutuhkan kajian untuk berargumentasi ke DPRD Kota dalam menyusun program sehingga kita tidak dianggap mengada-ada,” tambahnya.
Diakuinya ada kelemahan dalam perencanaan sehingga dua tempat wisata yang baru dibangun tidak memperhatikan kebutuhan kelompok disabilitas.
Ia mencontohkan di Singapura, pembangunan dengan pendekatan Gedsi para senior-seniorita atau yang disebut lansia masih bekerja, mereka tidak dianggap tak berdaya karena usia lanjut mereka.
Mengakhiri sambutannya Jefri sekali lagi meminta para lurah, camat agar serius memberikan dukungan penuh bagi implementasi program tersebut. “Orang datang bantu kita itu, tidak ada alasan untuk tidak kita dukung. Ada satu lurah yang rajin melaporkan progress program ini. Saya kira ini hal yang baik,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Pelaksana PIAR NTT, Ir. Sarah Lery Mboeik dalam sambutannya mengatakan mewakili PIAR NTT dan Konsersium Swara Parampuang menyampaikan terima kasih kepada kita semua yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri launching dan workshop ini. “Terima kasih kami kepada Pemerintah Kota Kupang, khususnya Bapak Walikota Kupang, Pimpinan OPD, Para Camat dan Lurah di locus program yang telah bekerjasama dengan PIAR NTT dalam menyiapkan kegiatan mulai dari assesment tingkat kelurahan, penandatangan MoU hingga saat ini dalam kegiatan sosialisasi dan pemetaan aktor dalam Program Penanggulangan Dampak Covid 19 melalui Revitalisasi Kelurahan yang Inklusi di Kota Kupang yang disiapkan bersama Bappeda Kota Kupang. Terima kasih Pak Kaban,” ujarnya.
Selanjutnya dikemukakan program sembilan bulan ini adalah dukungan dari Konsersium Swara Parampuang, PIAR dan UDN yang disupport dan didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) yang dimulai sejak Februari 2022 dan akan berakhir Oktober 2022 mendatang.
Menurut dia, beberapa kegiatan sejak Februari sudah dilakukan mulai dari asesesmen dan sosialisasi di tingkat keluarahan, OPD dan Tokoh Masyarakat, Penandatanganan MoU dengan Walikota Kupang, pembentukan KPW Sikat. “Saat ini kita laksanakan sosialisasi launching program dan penataan acktor tingkat Kota Kupang.
Lebih lanjut disampaikan tujuan akhir program ini ada model penanganan managemen bencana (Pandemi Covid 19) secara terpadu dan sinergi antara pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kegiatan ini dihadiri para lurah locus program, camat, Kepala Bappeda Kota Kupang dan para Kepala OPD terkiat, LSM Mitra.
Usai launching dilanjutkan diskusi dengan nara sumber Kepala BPB Kota Kupang, Ernest Ludji, Kabid Industri Pariwisata dari Dinas Pariwisata Kota Kupang, Pemi Odja dipandu Ana Djukana Pendiri PIAR NTT.
Selanjutnya workshop hingga sore hari difasilitasi aktivis perempuan Ferderika Tadu Hungu.(non)